CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Diguyur stimulus corona sebesar US$ 1 triliun, pengusaha Jepang: Kekecilan


Kamis, 16 April 2020 / 10:08 WIB
Diguyur stimulus corona sebesar US$ 1 triliun, pengusaha Jepang: Kekecilan
ILUSTRASI. Jalan yang hampir kosong terlihat setelah pemerintah mengumumkan darurat negara menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di distrik hiburan dan perbelanjaan Kabukicho, di Tokyo, Jepang, Senin (13/4/2020). REUTERS/Issei Kato


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sebagian besar perusahaan Jepang kecewa dengan rencana stimulus pemerintah sebesar US$ 1 triliun untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona.

Para pelaku industri mengatakan hal itu tidak cukup. Banyak juga yang mengeluh stimulus itu terlalu sedikit dan terlalu terlambat.

Baca Juga: Saat Ellen DeGeneres bertanya kepada Bill Gates soal ramalan pandemi yang mengerikan

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pekan lalu menyatakan keadaan darurat untuk Tokyo dan enam prefektur lainnya, dan meluncurkan paket stimulus ekonomi yang setara dengan 20% dari output ekonomi negara tersebut.

Paket sebesar 108 triliun yen atau setara US$ 1 triliun ini termasuk pembayaran tunai senilai lebih dari 6 triliun yen untuk rumah tangga dan perusahaan kecil dan menengah.

Survei Korporat Reuters menemukan 46% perusahaan merasa bahwa stimulus pemerintah dirasa tidak cukup dan 29% responden menganggapnya benar-benar tidak cukup.

Hal ini membuat pemerintahan Abe ada di bawah tekanan untuk melakukan top-up paket pengeluaran pada minggu lalu.  Namun 5% responden mengatakan nilai itu terlalu banyak, dan hanya 21% mengatakan nilai tersebut cukup dan sudah tepat.

Baca Juga: Studi: Obat malaria yang dipuji Trump sama sekali tak bermanfaat bagi pasien corona

“Pemerintah tidak memiliki kecepatan untuk menanggapi kebutuhan pembiayaan perusahaan. Kami menginginkan langkah-langkah seperti penangguhan pembayaran pajak tanpa syarat,” tulis seorang manajer produsen alat transportasi dalam survei tersebut.

"Uang harus diarahkan kepada tiap individu, tetapi jumlahnya hanya setetes," tulis seorang manajer perusahaan lain.

"Saya tidak tahu seberapa efektif pembayaran tunai. Langkah berani harus diambil seperti pemotongan pajak penjualan," tulis manajer dari perusahaan ritel.

Saat ditanya apa yang mereka ingin pemerintah dan Bank of Japan lakukan, banyak perusahaan memilih langkah-langkah untuk merangsang konsumsi swasta, memfasilitasi pembiayaan perusahaan dan meningkatkan subsidi pekerjaan.

Baca Juga: AS: China disinyalir telah melakukan ledakan uji coba nuklir terlarang

Analis mengatakan ukuran sebenarnya dari paket itu berlebihan karena termasuk barang-barang non-pengeluaran seperti pinjaman dan keterlambatan pembayaran pajak. 

"Dari paket ini, pengeluaran langsung pemerintah langsung yang memiliki efek langsung kemungkinan sekitar 10 triliun yen," kata Hiroshi Ugai, kepala ekonom di JPMorgan Securities Jepang. 

"Jika stimulus ini terbukti tidak cukup, pemerintah akan dipaksa untuk mengerahkan pengeluaran tambahan," kata dia.

Baca Juga: Riset: Pendingin ruangan restoran di China tularkan virus corona ke tiga keluarga



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×