Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Linda McMahon, mantan co-chair tim transisi Donald Trump, telah dipilih oleh presiden terpilih sebagai calon Menteri Pendidikan dalam pemerintahan mendatang.
Dalam sebuah pernyataan, Trump memuji kinerja luar biasa McMahon dalam menjalankan perannya sebagai co-chair tim transisi dan menegaskan bahwa sebagai Menteri Pendidikan, McMahon akan berjuang keras untuk memperluas "Pilihan" pendidikan ke seluruh negara bagian di Amerika Serikat, serta memberdayakan orang tua untuk membuat keputusan pendidikan terbaik bagi keluarga mereka.
Trump juga menekankan bahwa pendidikan akan dikembalikan ke negara bagian, dengan McMahon memimpin upaya tersebut.
Baca Juga: Donald Trump akan Gunakan Kekuatan Militer untuk Melaksanakan Deportasi Massal di AS
Latar Belakang Linda McMahon
McMahon, seorang miliarder yang juga merupakan salah satu pendiri World Wrestling Entertainment (WWE), telah lama terlibat dalam dunia politik. Sebelumnya, ia menjabat sebagai administrator Badan Usaha Kecil (SBA) pada pemerintahan Trump periode pertama, dari 2017 hingga 2019.
Ia juga memimpin super PAC America First Action yang mendukung kampanye pemilihan ulang Trump pada 2020 dan berhasil mengumpulkan dana sebesar US$83 juta. McMahon turut memberikan kontribusi US$6 juta setelah Trump mengamankan nominasi presiden dari Partai Republik pada 2016.
Namun, selain karier politiknya, McMahon juga menghadapi kontroversi terkait perannya di WWE.
Pada Oktober 2024, McMahon disebutkan dalam gugatan yang melibatkan perusahaan tersebut, yang menuduh dirinya dan pemimpin WWE lainnya membiarkan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki oleh mantan kru ring WWE, Melvin Phillips Jr. McMahon membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai klaim palsu yang dianggapnya tidak berdasar dan merugikan.
Karier di Pendidikan dan Posisi di Connecticut
Meskipun dikenal lebih karena keterlibatannya dalam dunia bisnis dan politik, McMahon memiliki sedikit pengalaman di bidang pendidikan.
Ia pernah menjabat di Dewan Pendidikan Connecticut selama satu tahun pada 2009 dan mengungkapkan minat seumur hidup dalam pendidikan.
Baca Juga: Musk Effect: Trump Sedang Mencari Cara Melonggarkan Aturan Terkait Mobil Swakemudi
Bahkan, McMahon mengungkapkan bahwa ia sempat berencana menjadi seorang guru sebelum akhirnya keputusan tersebut berubah setelah menikah.
Selain itu, McMahon juga menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai anggota dewan pengurus Universitas Sacred Heart di Connecticut.
Namun, pandangannya terhadap pendidikan lebih berfokus pada dukungan untuk sekolah charter dan pilihan sekolah, yang menjadi salah satu kebijakan utama yang ia promosikan.
Rencana untuk Departemen Pendidikan
Salah satu komitmen besar Trump terkait kebijakan pendidikan adalah penutupan Departemen Pendidikan AS dan mengembalikan kekuasaannya ke negara bagian.
McMahon, sebagai calon Menteri Pendidikan, kemungkinan besar akan berperan penting dalam merealisasikan rencana ini.
Meskipun Trump tidak menjelaskan secara rinci bagaimana ia akan menutup departemen yang dibentuk pada 1979 oleh Kongres ini, langkah tersebut akan memerlukan dukungan legislasi dari Kongres.
Baca Juga: Ramalan Baba Vanga Bikin Merinding, Konflik Besar Terjadi di Eropa Tahun Depan!
Kontroversi dan Tantangan yang Dihadapi
McMahon akan menghadapi tantangan besar dalam menghadapi tugasnya sebagai Menteri Pendidikan, terutama mengingat minimnya pengalamannya dalam dunia pendidikan formal.
Dukungan untuk pilihan sekolah dan kebijakan yang pro-privatisasi pendidikan akan menjadi fokus utama bagi McMahon.
Namun, masalah hukum terkait WWE dan ketidakpastian tentang bagaimana ia akan menjalankan kebijakan pendidikan di tingkat negara bagian bisa menjadi hambatan besar dalam masa kepemimpinannya.