Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) mengatakan pada Rabu (7 April), telah menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin virus corona AstraZeneca dan laporan kasus pembekuan darah yang sangat langka pada orang yang telah mendapat vaksin itu.
Masalah keamanan telah mendorong lebih dari selusin negara dalam beberapa pekan terakhir untuk menghentikan penggunaan vaksin virus corona AstraZeneca, yang telah diberikan kepada puluhan juta orang di Eropa.
Langkah ini menyusul laporan yang mengaitkannya dengan gangguan pembekuan darah otak pada beberapa lusin penerima.
Menteri Kesehatan Uni Eropa telah mendapat pemberitahuan, bahwa keputusan EMA tentang keamanan vaksin akan berdampak langsung pada rencana vaksinasi dan membutuhkan tanggapan yang terkoordinasi, sebuah surat yang Reuters lihat menunjukkan.
Surat itu dikirim oleh Kantor Kepresidenan Portugal dari Uni Eropa pada Selasa (6 April) untuk mengundang menteri kesehatan menggelar pertemuan virtual luar biasa hari Rabu, yang akan diadakan segera setelah keputusan regulator obat Uni Eropa.
Baca Juga: Lebih besar mana, manfaat atau risiko AstraZeneca? Ini jawaban WHO
Pengumuman EMA adalah kemunduran baru untuk vaksin virus corona AstraZeneca, yang dijual dengan harga beberapa dollar AS per dosis, dan sejauh ini merupakan yang termurah dan volume paling tinggi yang diluncurkan sejauh ini.
Setelah digunakan secara ekstensif di Inggris dan Eropa daratan, vaksin virus corona AstraZeneca ditetapkan untuk menjadi program vaksinasi andalan di banyak negara berkembang.
Manfaat lebih besar dari risiko
Para ahli mengatakan, bahkan jika hubungan kausal antara vaksin dan penggumpalan darah terbukti, risiko terhadap masyarakat umum untuk mendapatkan pembekuan darah yang serius semakin kecil dibanding risiko dari kemungkinan infeksi virus corona.
Baik EMA dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, manfaat vaksin virus corona AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya.
"Risiko kematian akibat COVID jauh lebih besar daripada risiko kematian akibat efek samping langka ini," kata Direktur Eksekutif EMA Emer Cooke, Rabu, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: AS hentikan produksi vaksin AstraZeneca di pabrik Baltimore, ini penyebabnya
AstraZeneca sebelumnya menyebutkan, hasil studinya tidak menemukan risiko penggumpalan darah yang lebih tinggi pada mereka yang divaksinasi dibandingakn dengan populasi umum.
Para ilmuwan sedang menjajaki beberapa kemungkinan yang bisa menjelaskan pembekuan darah otak yang langka. Satu teori menyatakan, vaksin memicu antibodi yang tidak biasa dalam beberapa kasus yang jarang terjadi.
Peneliti lain sedang mencari kemungkinan kaitannya dengan pil KB.
Tetapi, banyak ahli mengatakan, tidak ada bukti pasti, dan tak jelas apakah atau mengapa vaksin AstraZeneca akan menyebabkan masalah yang tidak dimiliki oleh vaksin lain yang menargetkan bagian serupa dari virus corona.
Sementara banyak negara telah kembali menggunakan vaksin virus corona AstraZeneca, beberapa lainnya telah memberlakukan batasan usia, dengan wanita yang lebih muda dianggap lebih rentan.