Sumber: Fortune,Fortune | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Tarif baru China yang diumumkan di tengah penutupan pemerintahan AS dan kekhawatiran gelembung AI menciptakan ‘badai sempurna’, kata ekonom top, Sabtu (11/10).
Mengutip Fortune, Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang pasar global dengan mengumumkan tarif tambahan 100% terhadap produk China, yang menghapus nilai pasar senilai US$ 2 triliun (sekitar Rp 33.000 triliun dengan kurs Rp 16.600) hanya dalam satu hari perdagangan, Jumat (10/10).
Menurut Torsten Slok, Kepala Ekonom Apollo Global Management, momen ini adalah “badai sempurna” yang datang bersamaan:
1. Potensi perang dagang AS–China jilid dua,
2. Kekhawatiran gelembung valuasi saham AI, dan
3. Penutupan pemerintahan (government shutdown) yang bisa berlangsung sepanjang Oktober.
“Ini hampir seperti badai sempurna yang menyatu,” ujar Slok kepada Fox Business.
Baca Juga: Ketua Dewan Ekonomi Nasional Bertemu Menteri Perdagangan AS, Bahas Kolaborasi Ekonomi
Sementara itu, Kantor Anggaran Gedung Putih mengonfirmasi bahwa pemecatan massal pegawai federal telah dimulai, dan jumlahnya bisa mencapai lebih dari 4.000 orang.
Slok mengingatkan bahwa pasar saham baru saja mulai pulih dari “Hari Pembebasan” (Liberation Day) — istilah yang digunakan investor saat Trump pertama kali menjatuhkan tarif besar-besaran pada April lalu.
“Investor mulai merasa bahwa masa-masa terburuk sudah lewat,” katanya.
Namun, ternyata ilusi itu buyar. Pengumuman tarif pada April menghapus lebih dari US$ 6,6 triliun dari nilai pasar saham AS hanya dalam dua hari — kerugian dua hari terbesar sepanjang sejarah S&P 500.
Kini, Trump kembali mengejutkan pasar, menaikkan tarif China menjadi 130% dan berencana menerapkan kontrol ekspor perangkat lunak AS bulan depan.
Langkah ini muncul setelah beberapa bulan terakhir hubungan dagang tampak mulai membaik.
Baca Juga: Shutdown Pemerintah AS Timbulkan Ketidakpastian, Dampak ke Ekonomi Tak Signifikan
Pasca pengumuman itu:
- S&P 500 jatuh 2,7% – hari terburuk sejak 10 April,
- Dow Jones anjlok 878 poin (1,9%),
- Nasdaq rontok 3,6%.
Slok memperingatkan bahwa dampak tarif biasanya tidak langsung terasa, namun gelombang inflasi baru dan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi hampir pasti akan mengikuti.
Tonton: Ray Dalio: Ekonomi AS Sudah di Tepi Jurang, Stop Ngutang!
“Kita harus bersiap untuk hal yang sama seperti sebelumnya: inflasi yang lebih tinggi dan tekanan turun pada PDB,” ujar Slok.