kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

FAA larang terbang, Boeing pertimbangkan setop produksi 737 MAX


Senin, 16 Desember 2019 / 09:04 WIB
FAA larang terbang, Boeing pertimbangkan setop produksi 737 MAX
ILUSTRASI. Foto udara menunjukkan pesawat Boeing 737 MAX di fasilitas Boeing di Grant County International Airport, Moses Lake, Washington, 16 September 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Boeing Co sedang mempertimbangkan, apakah akan mengurangi atau bahkan menghentikan produksi 737 MAX yang di-grounded, setelah Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) melarang pesawat itu terbang sebelum 2020

Sumber Reuters mengatakan, dewan direksi Boeing mengadakan pertemuan selama dua hari di Chicago mulai Ahad (15/12). Dan, produsen pesawat asal AS ini bisa membuat pengumuman tentang rencana produksi Boeing 737 MAX secepatnya Senin (16/12) malam.

Seattle Times melaporkan, dewan direksi Boeing mempertimbangkan proposal dari manajemen puncak untuk sementara waktu menghentikan produksi 737 Max. 

Baca Juga: Tok, FAA tidak izinkan Boeing 737 MAX terbang

Orang yang mendapat pengarahan tentang masalah ini menyatakan kepada Reuters, penghentian sementara lebih mungkin terjadi dibadning pengurangan produksi Boeing 737 MAX. Tapi, kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu sebelum menyetop produksi.

Dalam pernyataan, Ahad (15/12), Boeing menyebutkan, mereka "akan terus mengkaji keputusan produksi 737 MAX berdasarkan waktu dan kondisi kelayakan terbang, yang akan mengacu pada peraturan otoritas dan bisa bervariasi berdasarkan yurisdiksi".

Boeing menambahkan, mereka tidak mendapat persetujuan dari regulator untuk memulai pengiriman sebelum akhir tahun. Ini memaksa Boeing memperlambat produksi lebih lanjut atau untuk sementara waktu menutup jalur produksi 737 MAX, sebuah langkah yang akan memiliki dampak di seluruh rantai pasokan globalnya.

Seluruh pesawat Boeing terlaris ini sudah di-grounded sejak Maret lalu setelah dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan total 346 orang. Rabu (11/12), Kepala FAA Steve Dickson menyatakan, pihaknya melarang Boeing 737 MAX terbang sebelum 2020.

Baca Juga: Pilot mogok, Jetstar pangkas rute domestik dan siap jual pesawat

"Fokus Boeing harus pada kualitas dan ketepatan waktu pengiriman data untuk tinjauan FAA. Persyaratan sertifikasi FAA harus 100% lengkap sebelum kembali terbang," kata Dickson kepada CEO Boeing Dennis Muilenburg, mengutip e-mail yang FAA kirim kepada anggota parlemen AS seperti dikutip Reuters.
 
Bulan lalu, Boeing mengatakan, pihaknya memperkirakan FAA akan mengizinkannya untuk melanjutkan pengiriman 737 MAX pada Desember. Sedang American Airlines Group Inc, Kamis (12/12) pekan lalu menyatakan, pihaknya memperpanjang pembatalan Boeing 737 MAX hingga 6 April.

"Dickson khawatir Boeing akan terus mengejar jadwal kembali ke layanan yang tidak realistis. Lebih memprihatinkan, administrator ingin langsung mengatasi persepsi bahwa beberapa pernyataan publik Boeing telah dirancang untuk memaksa FAA mengambil tindakan lebih cepat," tulis FAA dalam e-mail kepada nggota Kongres AS pekan lalu.



TERBARU

[X]
×