kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Filipina Peringatkan China Atas Tindakan Perang


Sabtu, 01 Juni 2024 / 09:31 WIB
Filipina Peringatkan China Atas Tindakan Perang
ILUSTRASI. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah memperingatkan China untuk tidak melewati garis merah di Laut China Selatan. MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Pada Jumat (31/5/2024), juru bicara militer China menuduh Filipina melakukan aksi “provokasi”.

Para pengamat khawatir bahwa eskalasi apa pun dapat memicu konflik di Laut China Selatan antara China dan Amerika. 

AS terikat oleh perjanjian yang ditandatangani dengan Filipina untuk membela negara Asia Tenggara tersebut, jika negara tersebut diserang.

AS sebelumnya mengatakan pihaknya akan mempertahankan komitmen “kuat” terhadap sekutu-sekutunya di kawasan, dan berupaya mendekatkan mereka termasuk mengadakan pertemuan puncak dengan Filipina dan Jepang bulan lalu.

Aturan baru penjaga pantai China

Sebelumnya, pada Rabu (29/5/2024), Marcos mengatakan peraturan baru yang diterapkan oleh penjaga pantai China yang dapat mengakibatkan penahanan orang asing di Laut China Selatan merupakan suatu eskalasi dan "mengkhawatirkan".

Mengutip Reuters, China yang memiliki sengketa kedaulatan maritim dengan Filipina dan negara-negara lain, mengeluarkan peraturan baru yang berlaku efektif pada tanggal 15 Juni 2024. 

Aturan itu akan menegakkan undang-undang penjaga pantai tahun 2021 dan mengizinkan penahanan orang asing yang dicurigai melakukan pelanggaran.

Baca Juga: Diam-Diam, Angkatan Laut AS dan Taiwan Gelar Latihan di Pasifik pada April 2024

"Kebijakan baru yang mengancam akan menahan warga negara kita sendiri, itu berbeda. Itu justru memperburuk situasi," kata Marcos kepada wartawan saat kunjungan kenegaraan ke Brunei.

Dia menambahkan, Filipina akan menggunakan titik kontak mana pun dengan China untuk menghentikan tindakan agresif dan mengizinkan nelayan Filipina menangkap ikan di Laut China Selatan.

Jika tindakan agresif dapat dikelola, kata Marcos, maka semua pihak dapat menjalankan bisnis dengan cara yang damai.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×