Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Guggenheim Investments, perusahaan investasi berbasis di Amerika Serikat dengan nilai aset sekitar US$ 357 miliar, tengah mempertimbangkan secara aktif untuk membuka kantor di Arab Saudi. Langkah ini dilakukan guna memanfaatkan peluang investasi di sektor infrastruktur dan transportasi seiring ekspansi perusahaan di kawasan Teluk.
Saat ini Guggenheim telah memiliki kantor di Dubai, pusat keuangan dan perdagangan utama di kawasan tersebut, serta sedang dalam proses mendapatkan lisensi operasional di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab yang dikenal sebagai pusat dana kekayaan negara dengan nilai kelolaan sekitar US$ 2 triliun.
“Kami sangat, sangat positif terhadap kawasan ini,” ujar Anne Walsh, Chief Investment Officer Guggenheim Partners Investment Management, kepada Reuters di sela-sela Konferensi Milken Institute untuk Timur Tengah dan Afrika di Abu Dhabi.
Baca Juga: Saudi Turunkan Harga Minyak Januari 2026 untuk Asia ke Level Terendah dalam 5 Tahun
Walsh menilai negara-negara di kawasan Teluk memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam investasi teknologi dan kecerdasan buatan. “Kemampuan untuk memanfaatkan energi, baik fosil maupun non-fosil, akan menjadi pendorong kuat bagi pengembangan bisnis teknologi tersebut. Jadi saya melihat banyak sekali peluang,” tambahnya.
Ketika ditanya apakah Guggenheim mempertimbangkan Riyadh sebagai lokasi kantor baru, Walsh menjawab pihaknya sedang mempertimbangkannya.
“Kami juga melihat peluang untuk menyalurkan modal di Arab Saudi, bukan hanya membuka kantor, tetapi benar-benar melakukan investasi terutama di sektor peralatan transportasi dan infrastruktur. Itu sangat masuk akal bagi kami,” ujarnya.
Pada November lalu, pejabat Arab Saudi dan Amerika Serikat mengumumkan miliaran dolar investasi baru yang memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Negara-negara Teluk tengah mempercepat upaya diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang, dengan investasi besar ke sektor non-minyak seperti jasa keuangan, pariwisata, teknologi, dan manufaktur.
Baca Juga: Strategi Arab Saudi: Proyeksikan Defisit Disengaja US$ 44 Miliar dalam Anggaran 2026
Awal tahun ini, Guggenheim Investments juga resmi menjadi mitra strategis Future Investment Initiative (FII) Institute, penyelenggara konferensi investasi tahunan utama di Riyadh.













