kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.725   0,00   0,00%
  • IDX 8.079   -47,89   -0,59%
  • KOMPAS100 1.122   -7,81   -0,69%
  • LQ45 801   -7,45   -0,92%
  • ISSI 281   -2,17   -0,76%
  • IDX30 421   -4,00   -0,94%
  • IDXHIDIV20 483   -3,00   -0,62%
  • IDX80 123   -0,97   -0,79%
  • IDXV30 133   0,03   0,02%
  • IDXQ30 133   -0,83   -0,62%

Harga Minyak Melemah Usai Cetak Level Tertinggi, Brent ke US$ 69,1 dan WTI US$ 64,8


Kamis, 25 September 2025 / 08:20 WIB
Harga Minyak Melemah Usai Cetak Level Tertinggi, Brent ke US$ 69,1 dan WTI US$ 64,8
ILUSTRASI. harga minyak mentah acuan sama-sama melemah pada pagi ini (25/9/2025)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga minyak turun tipis karena investor mengambil untung setelah melonjak ke level tertinggi dalam tujuh minggu pada sesi sebelumnya. Kenaikan harga minyak akibat penurunan mengejutkan persediaan minyak mentah mingguan AS dan kekhawatiran serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia dapat mengganggu pasokan.

Kamis (25/9/2025) pukul 08.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2025 turun 18 sen atau 0,26% menjadi US$ 69,13 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2025 melemah 20 sen atau 0,31% ke US$ 64,79 per barel.

Kedua harga acuan tersebut naik 2,5% pada sesi sebelumnya.

"Setelah menguji dan bangkit dari dasar kisaran harga terakhirnya di awal pekan ini, minyak mentah telah pulih kembali menuju batas atas kisaran harga terakhirnya. Dengan demikian, kemungkinan akan terjadi sedikit aksi ambil untung pagi ini," kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.

Baca Juga: Harga Minyak Melonjak 2,5% ke Level Tertinggi dalam 7 Minggu, Brent ke US$ 69,3

Harga minyak mentah terdukung setelah persediaan minyak mentah AS turun secara mengejutkan sebesar 607.000 barel pada pekan yang berakhir 19 September, menurut Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu.

Penarikan ini bertolak belakang dengan perkiraan para analis. Ekspektasi peningkatan produksi sebesar 235.000 barel dalam jajak pendapat Reuters lebih rendah dari penarikan 3,8 juta barel yang dilaporkan oleh sumber pasar oleh American Petroleum Institute pada hari Selasa.

Harga minyak juga didukung oleh kekhawatiran pasokan yang berasal dari perang Rusia di Ukraina.

Ukraina telah meningkatkan serangan pesawat nirawak terhadap infrastruktur energi Rusia dalam beberapa pekan terakhir, menargetkan kilang dan terminal ekspor untuk mengurangi pendapatan ekspor Moskow, dan Rusia mengalami kekurangan bahan bakar jenis tertentu dengan kemungkinan pembatasan ekspor bahan bakar jika diperlukan.

Meskipun ada kekhawatiran atas gangguan pasokan Rusia, Haitong Securities mengatakan dalam sebuah laporan bahwa faktor kunci lain di balik ketahanan minyak adalah kurangnya tekanan penurunan yang signifikan dari fundamental permintaan-pasokan dalam beberapa pekan terakhir.

Seiring berakhirnya musim permintaan puncak secara bertahap, ekspektasi peningkatan tekanan kelebihan pasokan belum tercermin dalam harga, kata Haitong Securities dalam sebuah laporan.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini (25/9), IHSG Berpotensi Menguat

Laporan J.P. Morgan pada hari Rabu menunjukkan bahwa hingga 23 September, pertumbuhan permintaan minyak global tercatat sebesar 800.000 barel per hari, dibandingkan dengan perkiraan 830.000 barel per hari. Laporan tersebut menyatakan bahwa permintaan minyak global rata-rata mencapai 104,4 juta barel per hari, sesuai dengan perkiraan perusahaan pada bulan September.

Selanjutnya: Hong Kong Bangkit Usai Topan Ragasa Lumpuhkan Kota Selama 36 Jam

Menarik Dibaca: 7 Rekomendasi Film Berlatar di Rumah Sakit dari Horor hingga Melodrama




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×