Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perundingan tingkat tinggi AS dan China pada hari pertama berakhir dengan optimisme dari kedua belah pihak. Hal ini diharapkan dapat meredakan perang dagang yang sudah berlangsung selama 15 bulan dan menunda penerapan kenaikan tarif AS yang dijadwalkan akan berlaku minggu depan.
Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Liu He dan pejabat senior Tiongkok lainnya. Pertemuan berlangsung selama tujuh jam di markas USTR dekat Gedung Putih.
"Kami melakukan negosiasi yang sangat, sangat baik dengan China," kata Presiden AS Donald Trump kepada wartawan setelah perundingan hari pertama berakhir. Dia mengulangi pernyataan tentang rencananya untuk bertemu dengan Liu di Gedung Putih pada hari Jumat. Hal ini dianggap sebagai pertanda baik.
Baca Juga: Trump: Perundingan dagang AS-China berjalan lancar pada Kamis
Seorang pejabat Gedung Putih juga mengatakan pembicaraan berjalan sangat baik, "mungkin lebih baik dari yang diharapkan."
Liu yang tersenyum melambaikan tangan kepada wartawan sebelum meninggalkan USTR dengan Cadillac hitam, tanpa menjawab pertanyaan. Kedua pihak dijadwalkan bertemu untuk kedua kalinya pada hari Jumat ini.
Seorang pejabat Kamar Dagang AS yang diberitahu oleh kedua belah pihak mengatakan pada hari Kamis, para negosiator dapat menyetujui perjanjian di tingkat rendah tentang isu-isu seperti mata uang dan perlindungan hak cipta, meskipun hubungan keduanya sempat memanas.
Myron Brilliant, kepala urusan internasional Kamar Dagang AS mengatakan bahwa negosiator berusaha menemukan jalan menuju kesepakatan yang lebih besar dengan adanya kemajuan perundingan atas akses pasar dan kekayaan intelektual serta masalah lainnya.
“Saya percaya ada kemungkinan perjanjian terkait mata uang pada minggu ini. Saya pikir hal itu dapat mendorong pemerintah AS untuk tidak menerapkan kenaikan tarif pada 15 Oktober," jelas Brilliant.
Baca Juga: Trump: Hari besar negosiasi dengan China, saya akan bertemu Wakil PM China
Melansir Reuters, Trump meluncurkan perang dagang melawan China dengan tuntutan untuk menghapus reformasi struktural. Akan tetapi Beijing mengindikasikan tidak bersedia secara fundamental mengubah cara mereka dalan mengendalikan ekonomi China. Saat ditanya oleh wartawan apakah dia siap untuk menerima kesepakatan yang lebih kecil, Trump tidak menjawab dan memilih berjalan pergi.
Sebelumnya, presiden mengatakan dia tidak ingin mendapatkan kesepakatan yang terbatas, dan lebih memilih bertahan untuk kesepakatan yang cakupannya lebih luas.
Baca Juga: Yuan China Menguat, Kurs Rupiah Hari Ini Ikut Menguat 0,16% Jadi Rp 14.150
Pasar saham mencatatkan kenaikan di tengah optimisme bahwa perundingan perang dagang akan menghasilkan setidaknya gencatan senjata parsial. Data Reuters menunjukkan, indeks S&P 500 naik 0,64% dan Nasdaq naik 0,6%.
Ketulusan besar
Suasana terkait perundingan dagang semakin memburuk pada awal pekan ini ketika pemerintah AS membuat daftar hitam 28 biro keamanan publik China, perusahaan teknologi dan pengawasan, termasuk pembuat peralatan pengawasan video Hikvision, atas tuduhan penyiksaan terhadap kelompok minoritas Muslim di China.
Washington juga membatasi visa bagi pejabat China tertentu untuk masalah yang sama dan Beijing disebut-sebut berencana untuk memperketat pembatasan visa bagi beberapa warga negara AS.
Baca Juga: US Chamber sees possible US-China currency agreement, tariff hike delay
Akan tetapi, pejabat China menunjukkan kesediaannya untuk bernegosiasi dan menghindari eskalasi lebih lanjut, menurut laporan media pemerintah China.
"Pihak Tiongkok datang dengan tulus, bersedia bekerja sama dengan AS mengenai neraca perdagangan, akses pasar, dan perlindungan investor," demikian tulis Xinhua mengutip Liu pada hari Kamis.
Kedua belah pihak berselisih mengenai tuntutan AS agar China meningkatkan perlindungan atas kekayaan intelektual Amerika, mengakhiri pencurian dunia maya dan transfer teknologi secara paksa kepada perusahaan-perusahaan China, mengekang subsidi industri dan meningkatkan akses perusahaan-perusahaan AS ke pasar China yang sebagian besar tertutup.
Baca Juga: Wall Street menguat terdongkrak harapan kesepakatan dagang AS-China
Brilliant, pejabat Kamar Dagang AS, mengatakan masalah kekayaan intelektual yang dibahas sebagian besar adalah "perlindungan IP abad ke-20" yang melibatkan pelanggaran hak cipta dan merek dagang, bukan yang melindungi aliran data, kode sumber komputer, dan data komersial.