Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – WASHINGTON. Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang pada 2025, termasuk Meksiko dan China.
Dalam World Economic Outlook terbarunya, IMF memperkirakan ekonomi negara berkembang hanya tumbuh 3,7% tahun ini dan 3,9% pada 2026—turun setengah poin dari proyeksi Januari lalu.
Penurunan ini terjadi di tengah kondisi pendanaan global yang semakin ketat dan menurunnya ketersediaan dana pembangunan.
Baca Juga: Tarif AS Tertinggi Seabad, IMF: Pertumbuhan Ekonomi Global hanya Capai 2,8% di 2025
IMF juga menyoroti tekanan tambahan dari kebijakan tarif tinggi pemerintahan Presiden AS Donald Trump serta ketidakpastian kebijakan global.
“Risiko masih sangat condong ke sisi negatif,” tulis IMF dalam laporannya, Selasa (22/4).
Beberapa negara mengalami koreksi signifikan. Proyeksi pertumbuhan Meksiko dipangkas 1,7 poin, menjadi kontraksi 0,3% pada 2025.
Sementara pertumbuhan China dipangkas 0,6 poin, imbas dari ketegangan dagang dengan AS yang terus berlanjut.
Satu-satunya negara yang mencatat revisi naik adalah Rusia, dengan proyeksi tumbuh 1,5% pada 2025, naik 0,1 poin dari proyeksi sebelumnya. Namun, angka itu jauh di bawah estimasi pertumbuhan 4,1% tahun lalu.
Baca Juga: 48 Negara Jadi Pasien IMF di Tengah Memanasnya Perang Dagang AS-China
IMF juga memperingatkan, ruang fiskal negara berkembang kini lebih sempit dibanding satu dekade lalu, sementara beban pembayaran utang dari pendapatan fiskal terus meningkat.
Negara berpendapatan rendah menjadi kelompok paling rentan karena pembiayaan konsesional dan dana pembangunan global semakin mengering.
“Banyak negara berisiko terdorong lebih dalam ke jurang utang atau terpaksa melakukan penyesuaian fiskal drastis yang bisa berdampak langsung pada pertumbuhan dan standar hidup,” ujar IMF.
Kondisi ini semakin rumit karena negara-negara donor seperti AS, Prancis, dan Inggris memangkas bantuan pembangunan.
Baca Juga: Peringatan IMF: Perang Dagang Trump Berisiko Picu Krisis Keuangan Global
Pemerintahan Trump bahkan tengah mendorong pembongkaran lembaga USAID sebagai bagian dari perubahan besar dalam kebijakan pembiayaan pembangunan.