Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Seorang pekerja di Shenzhen pun mengatakan bahwa perusahaan tempatnya bekerja Teslacigs menunda rencana perekrutan karyawan. Setelah sebelumnnya mengumumkan untuk merekrut lebih dari 400 orang.
Sementara pabrik lain yang memiliki 300 pekerja menyatakan, jumlah pesanan turun 30% sejak puncaknya di awal tahun ini. Manajemen pun terpaksa mempertimbangkan opsi PHK bila regulasi tak kunjung membaik.
Lee Chan, seorang investor di perusahaan modal ventura Autobot yang meneliti industri e-rokok China mengatakan beberapa produsen sedang mencoba menggeser persediaan berlebih dengan membuka toko offline. Namun, hal ini malah membuat mitra waralaba offline resmi.
Baca Juga: Kanada minta AS tidak teken pakta dagang dengan China, ada apa?
Merek yang lebih kecil dengan dukungan investor lebih memiliki sedikit opsi. Salah seorang manajer merek yang diluncurkan di tahun ini mengatakan, penjualan e-rokok turun 60% setelah penjualan online dilarang di bulan November 2019.
"Kami menginvestasikan banyak modal ke penjualan online sebagai inti dari strategi peluncuran kami," ujar Sumber Reuters. Ia mengatakan aturan baru terkait e-rokok mengacaukan banyak pemain baru di industri yang terbilang muda ini.