Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inflasi tahunan di Inggris meningkat ke level tertinggi dalam 18 bulan pada Juli 2025, mencapai 3,8% dari 3,6% pada Juni 2025.
Data resmi yang dirilis Rabu (20/8/2025) menunjukkan laju inflasi tersebut menjadi yang tertinggi sejak Januari 2024, sekaligus menegaskan bahwa Inggris masih menghadapi tekanan harga terbesar di antara negara-negara ekonomi maju.
Inflasi di sektor jasa, yang menjadi perhatian utama Bank of England (BoE), juga naik menjadi 5% dari 4,7% bulan sebelumnya.
Baca Juga: Inflasi Inggris Tertinggi Sejak Januari 2024, Picu Spekulasi Pemotongan Suku Bunga
Angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan BoE yang memprediksi inflasi umum 3,8% dan inflasi jasa 4,9%. Survei ekonom Reuters sebelumnya memperkirakan masing-masing sebesar 3,7% dan 4,8%.
Pound sterling sempat menguat tipis setelah data tersebut dipublikasikan.
BoE awal bulan ini memangkas suku bunga, namun keputusan diambil lewat pemungutan suara tipis 5-4. Komite Kebijakan Moneter (MPC) memberi sinyal langkah pelonggaran selanjutnya akan dilakukan dengan sangat hati-hati karena inflasi masih persisten.
“Data inflasi hari ini akan memperkuat sikap hati-hati MPC dalam menurunkan suku bunga ke depan,” kata Martin Sartorius, ekonom utama di Confederation of British Industry.
Baca Juga: Bank of England Pangkas Suku Bunga Jadi 4%, Peringatkan Inflasi Akibat Harga Makanan
“Meski inflasi diproyeksikan mereda tahun depan, risiko efek lanjutan membuat MPC tidak akan terburu-buru melonggarkan kebijakan,” sambungnya.
Inflasi Inggris saat ini lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat, yang bertahan di 2,7% pada Juli, maupun zona euro yang diperkirakan stabil di sekitar target 2% Bank Sentral Eropa dalam beberapa tahun ke depan.