kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Inggris, Kanada, dan Australia Akui Palestina, Tantang Sikap Israel-AS


Minggu, 21 September 2025 / 22:34 WIB
Inggris, Kanada, dan Australia Akui Palestina, Tantang Sikap Israel-AS
ILUSTRASI. Incoming British Prime Minister Keir Starmer delivers a speech at Number 10 Downing Street, following the results of the election, in London, Britain, July 5, 2024. REUTERS/Phil Noble


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

Sejarah Panjang Inggris di Palestina

Langkah Inggris juga dikaitkan dengan Deklarasi Balfour 1917 yang menjanjikan pembentukan negara Yahudi tanpa mengurangi hak-hak Arab.

Pasukan Inggris saat itu merebut Yerusalem dari Turki Utsmani, lalu mendapat mandat internasional untuk mengelola Palestina.

Sejumlah akademisi menilai, pengakuan negara Palestina hanyalah langkah awal.

“Inggris berutang lebih dari sekadar pengakuan. Mereka harus meminta maaf dan memberi reparasi,” kata pakar hukum internasional Victor Kattan.

Ancaman Retaliasi Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bulan ini bahwa tidak akan pernah ada negara Palestina.

Baca Juga: Ternyata, Ini Alasan Mengapa Jepang Tidak akan Mengakui Negara Palestina

Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir bahkan menyebut keputusan Inggris, Kanada, dan Australia sebagai hadiah untuk “pembunuh”, merujuk pada serangan Hamas 7 Oktober 2023.

Israel menegaskan, pengakuan Palestina justru memperkuat Hamas. Ben-Gvir juga berencana mengajukan usulan aneksasi de facto Tepi Barat dalam rapat kabinet berikutnya.

Dukungan Kanada dan Australia

Perdana Menteri Kanada Mark Carney menegaskan bahwa negaranya mendukung Palestina sekaligus Israel untuk hidup damai berdampingan.

Sedangkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bersama Menteri Luar Negeri Penny Wong menyatakan pengakuan terhadap Palestina dilakukan untuk memulihkan momentum solusi dua negara, dengan syarat gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera. “Hamas tidak boleh punya peran dalam Palestina,” tegas mereka.

Korban Perang yang Membengkak

Serangan Hamas 2023 menewaskan 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 orang.

Baca Juga: PBB: Israel Genosida di Gaza, 65.000 Warga Palestina Tewas, Ini Daftar Buktinya

Israel lalu membalas dengan operasi militer besar-besaran yang, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina mayoritas sipil serta menimbulkan kelaparan dan kehancuran luas.

Menteri Luar Negeri Palestina Varsen Aghabekian Shahin menyambut pengakuan baru ini.

“Ini langkah mendekatkan kami pada kedaulatan. Mungkin tidak langsung mengakhiri perang, tetapi ini fondasi untuk masa depan,” katanya.

Selanjutnya: Berbagi Strategi Bertahan dan Bergerak Maju Saat Dunia Berubah Lewat FCGF 2025

Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Ada Mawar!




TERBARU

[X]
×