Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Dunia sedang berlomba mengembangkan vaksin untuk memerangi virus corona baru. Hasil uji coba vaksin buatan dua perusahaan menunjukkan hasil yang aman untuk manusia.
Moderna, perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS), melaporkan hasil positif dalam uji klinis pertama vaksin virus corona mereka terhadap sejumlah sukarelawan.
Vaksin bertajuk mRNA-1273 menghasilkan respons kekebalan terhadap delapan orang yang menerimanya. Hanya, hasil lengkap dari tes fase pertama dalam pengembangan vaksin yang melibatkan 45 peserta belum diketahui.
"Vaksin pada umumnya aman dan ditoleransi dengan baik," kata Moderna dalam sebuah pernyataan, Senin (15/8) lalu, seperti dilansir Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Uji coba awal sukses, Thailand ingin jadi yang pertama punya vaksin corona
"Data sementara fase satu ini, sementara awal, menunjukkan vaksinasi dengan mRNA-1273 menimbulkan respons kekebalan virus yang sama besar yang disebabkan oleh infeksi alami," ujar Tal Zaks, Chief Medical Officer Moderna.
Uji klinis vaksin Moderna dilakukan oleh National Institutes of Health. Dan, Pemerintah AS telah menginvestasikan setengah miliar dolar dalam pengembangan kandidat vaksin Moderna.
Tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 15 pasien yang terjangkit virus corona menerima tiga dosis vaksin yang berbeda.
Menurut Moderna, tes klinis fase dua, dengan jumlah subjek yang lebih besar, segera dimulai. Sementara uji coba fase tiga atau yang terakhir dan paling penting untuk memvalidasi kemanjuran vaksin akan bergulir pada Juli.
Baca Juga: Kabar baik, hasil uji klinis vaksin corona Moderna aman untuk manusia
Sementara tes terpisah yang Moderna lakukan pada tikus menunjukkan, vaksin mencegah virus dari replikasi di paru-paru hewan pengerat itu.
"Tim Moderna terus fokus bergerak secepat mungkin untuk memulai studi penting Tahap 3 kami pada Juli," kata Stephane Bancel, CEO Moderna, seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Begitu juga dengan Inovio Pharmaceuticals Inc, Rabu (20/5), yang mengatakan, vaksin eksperimental untuk mencegah infeksi virus corona mereka terbukti tidak berbahaya bagi manusia.
Perusahaan imunoterapi asal AS itu, yang memulai pengujian vaksin atas manusia pada April lalu, menyatakan, hasil awal dari uji coba tersebut akan mereka rilis pada Juni nanti.
Sebanyak 40 sukarelawan sehat dalam percobaan Fase 1 mendapatkan dua suntikan vaksin terpisah dalam empat minggu yang Inovio beri nama INO-4800, dan kemudian berlanjut selama dua minggu.
"Kami sudah melihat data keamanan, dan itu tidak berbahaya," kata Dr. Katherine Broderick, Kepala Penelitian dan Pengembangan Inovio, kepada Reuters. "Beberapa orang memiliki sedikit kemerahan pada lengan".
Baca Juga: Hasil uji awal vaksin corona Inovio: tidak berbahaya bagi manusia
Setelah data awal masuk, ia mengatakan, Inovio akan mengajukan proposal ke Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk otorisasi pindah ke uji coba Fase 2/3, yang bisa terjadi pada Juli atau Agustus.
Bukan cuma itu, vaksin eksperimental Inovio menghasilkan antibodi pelindung dan respons sistem kekebalan pada tikus dan kelinci. Pasca pengumuman ini saham Inovio langsung melonjak 17,7% menjadi US$ 17,13 per saham.
“Kami melihat respons antibodi yang melakukan banyak hal yang ingin kami lihat dalam vaksin akhirnya,” kata Dr. David Weiner, Direktur Pusat Vaksin dan Imunoterapi Wistar Institute, yang bekerjasama dengan Inovio.
"Kami bisa menargetkan hal-hal yang akan mencegah virus dari memiliki pelabuhan yang aman di dalam tubuh," ujarnya seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Masuk fase kedua, China uji coba lima vaksin ke ribuan manusia
Inovio menyebutkan, hasil penelitian hewan terbaru, yang terbit di jurnal Nature Communications, memvalidasi platform obat-obatan DNA-nya dan membangun data uji klinis positif sebelumnya untuk vaksin eksperimental terhadap virus corona yang berbeda, yang menyebabkan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).
Vaksin itu dan INO-4800, Inovio buat dengan menggunakan teknologi yang lebih baru, yang berfokus ke gen spesifik pada bagian luar dari lonjakan virus. Menurut Inovio, aktivitas penetral virus menggunakan tiga prosedur pengujian terpisah.