kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penguasa baru Oman pengganti Sultan Qaboos yang mangkat


Minggu, 12 Januari 2020 / 06:11 WIB
Ini penguasa baru Oman pengganti Sultan Qaboos yang mangkat
ILUSTRASI. Sultan Oman Qaboos bin Said (kanan) bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di Muscat 12 Maret 2014. Raja Oman Sultan Qaboos bin Said Al Said wafat pada Sabtu (11/1/2020) pada usia 79 tahun.


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - MUSKAT. Raja Oman Sultan Qaboos bin Said Al Said  wafat pada Sabtu (11/1) pada usia 79 tahun. Beberapa jam setelah Sultan Qaboos mangkat, Oman menunjuk Haitham bin Tariq Al Said sebagai penguasa baru Oman.

Al Jazeera melaporkan, Haitham merupakan sepupu Qaboos yang juga mantan Menteri Kebudayaan Iran.

Haitham dilantik di hadapan dewan keluarga yang berkuasa pada Sabtu pagi, hanya beberapa jam setelah pengumuman kematian Sultan Qaboos.

Baca Juga: Sultan Oman Qaboos bin Said meninggal dunia, dikenal sebagai mediator ulung

Televisi pemerintah Oman melpaorkan pihak berwenang telah membuka surat wasiat Sultan Qaboos yang menyebutkan penggantinya, tanpa menjelaskan lebih lanjut, sebelum mengumumkan Haitham sebagai penguasa baru.

"Haitham bin Tariq dilantik sebagai sultan baru negara itu ... setelah pertemuan keluarga yang memutuskan untuk menunjuk orang yang dipilih oleh sultan," demikian pernytaan pemerintah Oman.

Dalam pidato pertamanya, Sultan Haitham berjanji untuk mempertahankan kebijakan luar negeri negara Teluk itu. Ia menyebut, kebijakan luar negeri Oman dibangun di atas koeksistensi damai dan menjaga hubungan persahabatan dengan semua bangsa.

"Kami akan terus mengikuti jalan yang sama dengan almarhum sultan, merangkul kebijakan luar negeri berdasarkan pada hidup berdampingan secara damai di antara orang-orang dan negara-negara tanpa campur tangan dalam urusan domestik negara-negara lain," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi negara.

Baca Juga: Iran menyerang AS, begini cuplikan reaksi negara-negara dunia

"Kami akan terus seperti biasa ... berkontribusi dan menyerukan solusi damai dan bersahabat untuk semua perselisihan," ia menambahkan sembari memberikan penghormatan kepada almarhum Sultan Qaboos.

Sultan Haitham bin Tariq juga menyerukan upaya untuk mengembangkan negara penghasil minyak ini dan berjanji untuk terus bekerja untuk meningkatkan "standar hidup" rakyat Oman.

Sultan merupakan pengambil keputusan terpenting Oman, dan juga memegang posisi perdana menteri, komandan tertinggi angkatan bersenjata, menteri pertahanan, keuangan dan urusan luar negeri.

Konstitusi Oman menetapkan bahwa seorang pengganti harus ditunjuk oleh keluarga kerajaan dalam waktu tiga hari sejak tahta kosong.

Baca Juga: Dilema China dalam konflik panas Amerika Serikat versus Iran

Sultan Qaboos merupakan salah satu penguasa terlama di Timur Tengah yang menjaga netralitas negara di kawasan tersebut. Ia wafat karena sakit selama beberapa waktu dan diyakini menderita kanker usus besar.

Sultan Qaboos 79 tahun memerintah Oman sejak menggulingkan ayahnya dalam kudeta tak berdarah pada tahun 1970.

Dia tidak memiliki anak dan belum pernah secara terbuka menunjuk seorang penerus untuk memerintah Oman yang berpopulasi 4,5 juta penduduk.

Pengamat Oman mengatakan tiga sepupu sultan - termasuk Haitham bin Tariq - memiliki peluang terbaik.

Mahjoob Zweiri, seorang profesor di Pusat Studi Teluk Universitas Qatar, mengatakan mempertahankan status Oman sebagai "negara yang matang" akan menjadi tugas penting pada saat negara itu menghadapi sejumlah tantangan termasuk pengangguran.

"Dalam masalah regional ... peran yang dimainkan Oman sejauh ini adalah signifikan. Ini menegaskan pentingnya Oman secara regional dan internasional," katanya. "Saya pikir ini kemungkinan akan berlanjut".

Mengomentari peran mediasi Oman secara regional dan internasional, Zweiri mengatakan, sultan yang baru "sangat dekat" dengan proses pengambilan keputusan dan menyadari apa yang diperlukan dalam upaya tersebut.

"Saya tidak berharap benar-benar ada perubahan besar dalam semua itu. Saya pikir Oman akan terus memainkan peran positif itu, meredakan banyak konflik, karena mereka mencari stabilitas dan keamanan untuk kawasan itu," ulasnya

Pengangkatan Haitham bin Tariq sebagai sultan terjadi pada saat Dewan Kerjasama Teluk menjadi sangat terpecah setelah blokade yang dipimpin Arab Saudi melawan Qatar.

Kondisi Teluk makin panas pada saat ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Baca Juga: Mengapa Donald Trump memprovokasi Iran untuk menyerang pasukan AS?

Pada 2015, Oman memainkan peran penting dalam negosiasi rahasia yang mengarah ke kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2015. Namun belakangan, pada 2018 AS menarik diri dari kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang mencekik terhadap Iran.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×