Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KAIRO/JERUSALEM. Israel mengebom wilayah Jabalia di Jalur Gaza utara semalam, dengan pertempuran sepanjang Minggu (2412) pagi.
Sementara itu, militer Israel mengumumkan kenaikan jumlah korban jiwa dalam bentrokan dengan militan Hamas.
Israel mengklaim telah mengontrol hampir sepenuhnya operasional atas Gaza utara dan bersiap untuk memperluas serangan darat ke daerah lain.
Tetapi penduduk Jabalia melaporkan, pemboman udara dan penembakan dari tank-tank Israel masih berlangsung.
Militer Israel tampaknya mendapat perlawanan keras. Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa delapan tentaranya telah terbunuh di Jalur Gaza.
Baca Juga: Bukan Akibat Aksi Boikot Israel, Ini yang Bikin Saham MAPB Belum Direkomendasikan
Menjadikan jumlah korban tewas di pihak mereka menjadi 154 orang sejak serangan darat sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel.
Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendiskusikan kampanye Israel.
Biden "menekankan kebutuhan kritis untuk melindungi penduduk sipil termasuk mereka yang mendukung operasi bantuan kemanusiaan dan pentingnya mengizinkan warga sipil untuk bergerak dengan aman menjauh dari daerah-daerah pertempuran yang sedang berlangsung", kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
"Kedua pemimpin membahas pentingnya mengamankan pembebasan semua sandera yang tersisa," kata Gedung Putih.
Netanyahu "menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan perang sampai semua tujuannya tercapai", kata kantornya.
Sekutu utama Israel telah mempertahankan dukungannya sambil menyatakan keprihatinannya atas jumlah korban dan krisis kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: Apa Itu Hak Veto DK PBB? Ini 5 Negara yang Memiliki Hak Veto dalam PBB
Para pejabat AS telah mengatakan bahwa mereka memperkirakan Israel akan segera beralih ke fase intensitas yang lebih rendah, dengan operasi-operasi yang menargetkan kepemimpinan Hamas dan infrastrukturnya.
Dewan Keamanan PBB berhasil menghindari ancaman veto AS pada hari Jumat, setelah berhari-hari bersitegang, dengan menghapus dari rancangan resolusi seruan untuk segera mengakhiri perang dan mengurangi kontrol Israel atas pengiriman bantuan.
AS dan Israel menentang gencatan senjata dengan alasan bahwa hal itu akan memungkinkan Hamas yang didukung Iran untuk berkumpul dan mempersenjatai diri.
Washington abstain dalam pernyataan akhir, yang mendesak langkah-langkah untuk memungkinkan "akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan diperluas" ke Gaza dan "kondisi untuk penghentian pertempuran yang berkelanjutan".
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada hari Sabtu (23/12), jumlah korban tewas di Palestina mencapai 20.258 orang dengan ribuan mayat lainnya diyakini terjebak di bawah reruntuhan. Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.
Hukum Internasional Runtuh
Israel telah lama mendesak warga untuk meninggalkan wilayah utara Gaza, namun pasukannya tetap membombardir target-target di bagian tengah dan selatan daerah kantong kecil di pesisir pantai itu.
Di Rafah, di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, sebuah serangan udara Israel ke sebuah rumah menewaskan dua orang, kata petugas medis Palestina.
Baca Juga: Malaysia Tegas Menolak Kehadiran Kapal Israel di Pelabuhannya
"Mereka meminta orang-orang untuk pergi ke Deir al-Balah (di pusat Gaza), di mana mereka mengebom siang dan malam," kata Ziad, seorang petugas medis dan ayah dari enam orang anak, kepada Reuters melalui telepon.
"Hukum internasional telah runtuh," kata Ramzy Aidy, seorang warga Gaza yang bergelar doktor di bidang hukum.
"Jika Israel berada di posisi Palestina, dunia tidak akan tinggal diam dan akan bertindak."
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menghancurkan lima tank Israel di sekitar Jabalia.
Menewaskan dan melukai para awaknya setelah menggunakan dua rudal yang tidak meledak yang diluncurkan oleh Israel.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa mereka telah menembakkan tembakan umpan di daerah Issa di Kota Gaza.
Baca Juga: Dipimpin AS, Lebih Dari 20 Negara Bergabung dalam Koalisi Pelindung Laut Merah
Untuk memancing puluhan militan dari sebuah bangunan yang berfungsi sebagai markas Hamas di bagian utara daerah kantong tersebut.
Tentara merilis sebuah video yang dikatakannya menunjukkan terowongan Hamas di daerah Issa. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen lokasi atau tanggalnya.
Israel menuduh kelompok militan itu menempatkan terowongan dan infrastruktur militer lainnya di antara warga sipil untuk digunakan sebagai perisai manusia, sesuatu yang dibantah oleh Hamas.
Hamas mengatakan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan sebuah kelompok yang mereka sebut bertanggung jawab atas lima sandera Israel akibat pemboman Israel.
Seorang juru bicara militer Israel menggambarkan pernyataan tersebut sebagai "terorisme psikologis" dari Hamas.
Konflik telah menyebar, ketika pasukan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengganggu perdagangan global dengan serangan-serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap kapal-kapal di Laut Merah sebagai pembalasan atas serangan Israel ke Gaza.
Baca Juga: Aktivitas Pelabuhan Eilat Israel Turun 85%, Terdampak Serangan Houthi di Laut Merah
AS menembak jatuh empat pesawat tak berawak yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman ke arah kapal perusak AS di Laut Merah bagian selatan pada hari Sabtu
Sehingga jumlah serangan semacam itu terhadap pelayaran komersial menjadi 15 kali, demikian ungkap Komando Pusat AS.
Sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Iran menghantam sebuah kapal tanker kimia di Samudera Hindia pada hari Sabtu, kata Departemen Pertahanan AS.
Seorang komandan Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa Laut Mediterania dapat ditutup jika AS dan sekutunya terus melakukan "kejahatan" di Gaza, demikian laporan media Iran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.