Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
Israel belum secara resmi mengungkapkan rencananya untuk merespons serangan rudal Iran pada bulan Oktober—serangan kedua dalam enam bulan terakhir—tetapi Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan minggu lalu bahwa respons Israel akan "mematikan, tepat, dan yang terpenting mengejutkan".
"Mereka tidak akan memahami apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi, tetapi mereka akan melihat hasilnya," kata Gallant.
Iran, di sisi lain, menyatakan tidak akan membiarkan serangan Israel tanpa balasan.
Sementara itu, AS telah menyatakan akan membantu memperkuat pertahanan udara Israel dengan mengerahkan sistem pertahanan rudal anti-balistik beraltitude tinggi (THAAD).
Baca Juga: Amerika Kerahkan Tentara dan Sistem Pertahanan Udara Canggih THAAD ke Israel
Pentagon mengatakan bahwa pengerahan THAAD menunjukkan komitmen "kokoh" AS untuk pertahanan Israel, serta untuk melindungi warga Amerika di Israel dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran.
Iran mengklaim bahwa serangan rudal pada bulan Oktober merupakan tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah, seorang perwira senior Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) di Beirut, dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran oleh Israel.
Dalam beberapa minggu terakhir, Israel secara dramatis meningkatkan serangannya terhadap Hezbollah yang didukung Iran, dengan melancarkan serangan udara mematikan, terutama di Lebanon selatan dan timur, serta di ibu kota, Beirut.
Baca Juga: Serangan Israel ke UNIFIL Indikasi Kejahatan Perang, 40 Negara Menuntut Investigasi
Sebelumnya, Israel dan Hezbollah telah saling melancarkan serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak Oktober tahun lalu, ketika Hezbollah mulai menembaki Israel sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza. Mereka mengatakan akan menghentikan serangan jika ada gencatan senjata di Gaza.