kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Joe Biden menyayangkan sikap tentara Afghanistan yang enggan memerangi Taliban


Selasa, 17 Agustus 2021 / 12:10 WIB
Joe Biden menyayangkan sikap tentara Afghanistan yang enggan memerangi Taliban
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden menunduk saat memberikan pidato tentang upaya penarikan berkelanjutan pemerintah di Afghanistan dari Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Kamis (8/7/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku cukup kecewa degan keengganan para tentara Afghanistan, yang telah dilatih tentara AS, untuk memerangi kelompok Taliban yang kini menguasai negara tersebut.

Biden juga menyalahkan pengambilalihan Taliban di Afghanistan pada para pemimpin politik Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu.

"Ini terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan. Para pemimpin politik Afghanistan menyerah dan melarikan diri dari negara itu. Militer Afghanistan menyerah, terkadang tanpa berusaha melawan," ungkap Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, hari Selasa (17/8), seperti dikutip Reuters.

Meskipun demikian, Biden merasa keputusan AS untuk menarik pasukannya secara penuh dari Afghanistan adalah keputusan yang tepat.

"Saya berdiri di belakang keputusan saya. Setelah 20 tahun, saya telah belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS. Itu sebabnya kami masih di sana," lanjutnya.

Baca Juga: Pentagon kirim 1.000 pasukan tambahan untuk mengevakuasi warga AS di Kabul

Dia memperingatkan para pemimpin Taliban bahwa mereka akan menghadapi kekuatan yang lebih menghancurkan jika mereka mengganggu penarikan pasukan AS.

Pada hari Jumat (13/8), Biden menyetujui pengiriman sekitar 3.500 tentara tambahan ke Kabul untuk mengevakuasi staf kedutaan. Pentagon pada hari Senin (16/8) juga menyetujui pengiriman 1.000 pasukan tambahan ke wilayah tersebut.

Dalam pidatonya, Biden mengakui pergerakan Taliban yang cepat kali ini benar-benar di luar dugaan. Sebelumnya intelijen AS memperkirakan bahwa Kabul akan dikuasai Taliban dalam kurun waktu 90 hari.

Baca Juga: Taliban berkuasa, Inggris tegaskan tidak bakal kembali ke Afghanistan

Bukan cuma itu, Biden juga mengkritik kebijakan pendahulunya, Donald Trump, yang merundingkan kesepakatan dengan Taliban sehingga membuat kelompok tersebut lebih kuat secara militer sejak 2001.

AS dan sekutunya menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 di New York. Pasukan Paman Sam langsung menggulingkan Taliban yang saat itu berkuasa di Afghanistan dan dianggap menjadi rumah gerilyawan Al Qaeda, dalang di balik serangan tersebut.

Sejak saat itu ribuan tentara AS telah berperang dan kehilangan nyawanya di Afghanistan. Setelah 20 tahun berada di sana, Biden resmi mengakhiri misi militer di Afghanistan untuk menghentikan perang.

Selanjutnya: Rusia menyebut Kabul kini lebih aman di bawah kendali Taliban



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×