Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Nanti, jika uji coba berhasil, pengujian lebih lanjut dan persetujuan peraturan akan AS buat sebelum vaksin itu mereka gunakan secara luas.
Moderna bukanlah satu-satunya perusahaan yang mencoba untuk menemukan vaksi virus corona. Raksasa farmasi Johnson & Johnson (JNJ) dan GlaxoSmithKline (GLAXF) juga sedang melakukan penelitian vaksin ini.
Baca Juga: Meksiko mengkonfirmasi kasus coronavirus pada dua pria yang kembali dari Italia
Moderna mengaku mengembangkan virus hanya dalam waktu 42 hari sejak memperoleh informasi genetik virus corona. Ini lebih cepat dari penemuan vaksin untuk SARS yang butuh waktu hingga 20 bulan.
Mengutip CNBC, Fauci menyatakan, vaksin tersebut telah dilakukan pengujian ke dalam tikus dan menunjukkan hasil yang immunogenic. Yakni, memicu respons sistem kekebalan tubuh dan memperlihatkan vaksin itu bisa melawan virus.
Moderna mengembangkan vaksin ini singkat karena mengacu pada metode genetik yang relatif baru, yang tak memerlukan pertumbuhan virus dalam jumlah besar. Vaksin mereka kemas dengan mRNA, materi genetik yang berasal dari DNA dan membuat protein.
Baca Juga: Waduh, gara-gara virus corona, Liverpool bisa tidak jadi juara Liga Inggris
“mRNA benar-benar seperti molekul perangkat lunak dalam biologi. Jadi, vaksin kami seperti program perangkat lunak bagi tubuh, yang kemudian pergi dan membuat protein (virus) yang dapat menghasilkan respons kekebalan," ujar Stephen Hoge, Presiden Moderna, kepada Time.
Penulis: Nur Rohmi Aida
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Virus Corona Siap Diujicobakan ke Manusia pada April 2020"