kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kampanye Piring Bersih ala China, apa itu?


Senin, 17 Agustus 2020 / 04:09 WIB
Kampanye Piring Bersih ala China, apa itu?
ILUSTRASI. Presiden China Xi Jinping menyerukan warganya agar menghemat makanan lewat kampanye Piring Bersih.


Sumber: Global Times,People's Daily | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China mengeluarkan gebrakan baru yang dinamakan Kampanye Piring Bersih. Ini merupakan kampanye yang menyerukan kepada masyarakat China agar menghentikan aksi membuang-buang makanan. Kampanye Piring Bersih ini merupakan kampanye versi 2.0.

Melansir Global Times, sebelumnya pada 2013, China juga telah meluncurkan kampanye serupa yang dinamakan "Kampanye Bersihkan Piring Anda". Hanya saja bedanya, kampanye ini bertujuan untuk mengakhiri pesta dan resepsi mewah para pejabat. 

Kampanye yang juga gencar diserukan oleh Presiden China Xi Jinping dalam beberapa hari terakhir ini pada awalnya memicu spekulasi apakah China kini tengah berada dalam krisis pangan. Para ahli mengatakan, dunia saat ini memang menghadapi krisis cadangan makanan. Akan tetapi bagi China, ancaman nyata terhadap keamanan pangan lebih banyak berasal dari pemborosan makanan daripada epidemi atau banjir.

Baca Juga: Dituding ketinggalan zaman, Xi Jinping: Marxisme adalah fondasi pertumbuhan China

Global Times memberitakan, Xi menekankan perlunya mempertahankan rasa krisis pada ketahanan pangan meskipun terjadi panenan berturut-turut, dan mendesak pembentukan mekanisme jangka panjang untuk menghentikan pemborosan makanan di tengah dampak epidemi. Xi juga bilang, pemborosan makanan yang terjadi di China sangat mengejutkan dan menyedihkan. 

Untuk menunjukkan keseriusannya, Xi menekankan peningkatan undang-undang dan pengawasan, mengambil langkah-langkah efektif, dan membangun mekanisme jangka panjang untuk menghentikan limbah makanan.

Baca Juga: 'Xi Jinping ganggu Taipei untuk alihkan perhatian dari masalah domestik'

"Penting untuk lebih meningkatkan kesadaran publik tentang masalah ini, secara efektif menumbuhkan kebiasaan hemat dan menumbuhkan lingkungan sosial di mana pemborosan itu memalukan dan penghematan patut dihargai," kata Xi kepada People's Daily.

Zheng Fengtian, seorang profesor di Sekolah Ekonomi Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Universitas Renmin China, kepada Global Times pada hari Rabu pekan lalu mengatakan, ketahanan pangan China saat ini sangat baik dan tidak terpengaruh secara serius oleh Covid-19. Selain itu, cadangan biji-bijian China tersedia cukup banyak.

Zheng menyodorkan data bahwa tingkat swasembada dua biji-bijian utama China, beras dan gandum, sekitar 100%, dan stok saat ini melebihi produksi tahunan satu tahun. Dalam lima tahun terakhir, total produksi biji-bijian tahunan China telah melebihi 1,3 triliun kilogram, dengan pasokan biji-bijian per kapita mendekati 500 kilogram.

Baca Juga: Pengakuan Trump: Hubungan erat dengan Xi Jinping berubah pasca Covid-19

Namun, banjir di daerah selatan China kemungkinan berdampak besar pada produksi biji-bijian, dan dapat menyebabkan "pemotongan produksi yang menghancurkan dan gagal panen" di beberapa daerah.

Penghematan selalu menjadi kebajikan tradisional di Tiongkok, tetapi seiring dengan peningkatan standar hidup masyarakat, pemborosan meningkat. Riset yang dilakukan oleh Institute of Geographic and National Resource Research dan World Wide Fund menunjukkan, kelompok turis, siswa sekolah dasar dan menengah, dan jamuan makan resmi adalah tiga penyebab utama pemborosan makanan. Sampah makanan per kapita di China adalah 93 gram per orang per makan, dengan tingkat pertumbuhan sampah 11,7%.

Baca Juga: Xi Jinping: Setop membuang-buang makanan!

"Sepertiga dari makanan dunia terbuang percuma setiap tahun, dengan sekitar 1,3 miliar ton masih dapat dimakan. Setidaknya 820 juta dari 7,6 miliar orang di dunia menderita kelaparan," kata CCTV dalam postingannya di situs Weibo, mengutip data PBB.

Wen Tiejun, seorang profesor di Sekolah Pertanian dan Pembangunan Pedesaan di Universitas Renmin China, mengatakan kepada Global Times bahwa konsumen juga bertanggung jawab atas keamanan pangan, dan harus menyadarinya.

Wen mengatakan pemborosan makanan dalam beberapa tahun terakhir sangat mengejutkan, karena pernah dilaporkan bahwa makanan yang terbuang di China cukup untuk memberi makan 200 juta orang setahun.

Ia menekankan pentingnya pendidikan dan bimbingan ketahanan pangan dalam membentuk kebiasaan konsumsi yang rasional, yang sangat penting untuk mengurangi pemborosan pangan dan memastikan ketahanan pangan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×