kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Karena ini, Uni Eropa kirimkan dana ke Indonesia


Jumat, 17 Juli 2020 / 07:07 WIB
Karena ini, Uni Eropa kirimkan dana ke Indonesia
ILUSTRASI. Uni Eropa mengirimkan bantuan ke Indonesia untuk membantu penyelamatan pengungsi Rohingya. ANTARA FOTO/Rahmad/Lmo/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Brussels. Benar kata pepapatah, siapa yang menolong, akan kembali ditolong. Indonesia mendapatkan bantuan dana dari Uni Eropa karena menyelamatkan 99 imigram Rohingya yang terombang-ambing di dekat pantai Seunudon, Aceh Utara 25 Juni 2020.

Uni Eropa mengalokasikan 35.000 euro (sekitar Rp 573 juta) untuk bantuan kemanusiaan kritis, kepada 99 imigran Rohingya yang diselamatkan dan diizinkan mendarat di Indonesia setelah lebih dari 120 hari di laut.

Dana Uni Eropa disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) untuk bantuan air bersih, fasilitas sanitasi, perawatan kesehatan, dukungan psikososial, serta bahan-bahan penting, seperti alas tidur dan selimut, barang-barang higenis dan alat pelindung diri.

Baca juga: Australia sediakan dana hingga Rp 3 triliun bagi Indonesia, untuk apa?

Tim PMI juga akan melakukan sosialisasi kebersihan, dengan fokus pada virus corona dan demam berdarah. Selain itu, dana yang diberikan juga mendukung upaya untuk memulihkan kontak antara anggota keluarga yang terpisah.

Dilansir dari siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (16/7/2020), dana kemanusiaan ini adalah bagian dari kontribusi Uni Eropa untuk Dana Darurat Penanggulangan Bencana (Disaster Relief Emergency Fund/DREF) yang dikelola Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC).

Untuk menghindari penganiayaan di Myanmar dan penampungan pengungsi di Bangladesh, para imigran Rohingya sudah bertahun-tahun lamanya menggunakan kapal menuju negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Pandemi virus corona telah memperburuk situasi ketika negara-negara di kawasan ini menutup perbatasan mereka, sehingga beberapa kapal terombang-ambing selama berminggu-minggu dengan ratusan Rohingya di dalamnya.

Baca juga: Kartel narkoba di Kolombia tak segan tembak mati warga pelanggar aturan lockdown

Pada 25 Juni, 99 imigran Rohingya diizinkan mendarat di Indonesia setelah kapal mereka rusak di garis pantai Seunudon, Aceh Utara. Para imigran yang berasal dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar, dipindahkan ke tempat penampungan sementara di kota Lhokseumawe. Kini persiapan sedang dilakukan untuk memindahkan mereka ke fasilitas penampungan lain.

Rp 50,2 miliar

Uni Eropa bersama negara-negara anggotanya adalah donor bantuan kemanusiaan terkemuka di dunia. Bantuan kemanusiaan adalah ungkapan solidaritas Eropa terhadap orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia. Bantuan ini bertujuan menyelamatkan hidup, mencegah, dan mengurangi penderitaan manusia, serta menjaga integritas dan martabat manusia dari populasi yang terkena dampak bencana alam dan krisis buatan manusia. Melalui Operasi Perlindungan Sipil dan Bantuan Kemanusiaan Eropa (ECHO), setiap tahun Uni Eropa membantu lebih dari 120 juta korban konflik dan bencana.

Komisi Eropa telah menandatangani perjanjian kontribusi kemanusiaan sebesar 3 juta euro (Rp 50,2 miliar) untuk mendukung Dana Darurat Penanggulangan Bencana (DREF) yang dikelola Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC). Dana dari DREF sebagian besar dialokasikan untuk bencana "skala kecil" – yaitu bencana yang tidak mengarah pada perlunya permintaan resmi bantuan darurat internasional.

Baca juga: Dua Korea berpotensi memanas kembali, ini penyebabnya

DREF dibentuk pada tahun 1985 dan didukung oleh kontribusi dari para donor. Setiap kali Masyarakat Palang Merah atau Bulan Sabit Merah tingkat nasional membutuhkan dukungan dana segera untuk menanggapi bencana, maka badan nasional tersebut dapat meminta dana dari DREF.

Untuk bencana skala kecil, IFRC mengalokasikan hibah dari DREF, yang kemudian dapat diisi kembali oleh para donor. Perjanjian kontribusi antara IFRC dan ECHO memungkinkan ECHO untuk menambahkan dana ke DREF untuk operasi yang disepakati (yang sesuai dengan mandat ECHO) hingga total 3 juta euro.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "99 Imigran Rohingya Diselamatkan Indonesia, Uni Eropa Ikut Beri Bantuan", 

Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×