kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kirim Ribuan Tentara ke Rusia, Ini Keuntungan yang Didapat Korea Utara


Selasa, 05 November 2024 / 09:15 WIB
Kirim Ribuan Tentara ke Rusia, Ini Keuntungan yang Didapat Korea Utara
ILUSTRASI. Pentagon minggu lalu mengatakan Korea Utara mengirim 10.000 tentara ke Rusia. Sebagian dari mereka diyakini menuju Kursk. Foto: the Korean Central News Agency


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Personel militer pertama dari Korea Utara di wilayah perbatasan Rusia di Kursk telah diserang oleh Ukraina. Kejadian ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang Pyongyang yang mengirim ribuan tentara ke Rusia untuk mendapatkan imbalan nuklir.

Mengutip The Independent, Pentagon minggu lalu mengatakan Korea Utara mengirim 10.000 tentara ke Rusia. Sebagian dari mereka diyakini menuju Kursk untuk bergabung dengan pasukan Putin dalam invasi mereka ke Ukraina di tengah konflik terbesar yang pernah terjadi di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. 

Pasukan Rusia menghadapi kesulitan dalam memukul mundur serangan lintas batas Ukraina yang diluncurkan pada 6 Agustus.

"Personel militer pertama DPRK [Republik Rakyat Demokratik Korea] telah diserang di wilayah Kursk di Federasi Rusia," kata kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina Andriy Kovalenko pada hari Senin, mengacu pada tantara Korea Utara.

Seorang juru bicara PBB mengatakan sekretaris jenderal Antonio Guterres "sangat khawatir" tentang pasukan Korea Utara yang dikirim ke Rusia dan "kemungkinan pengerahan mereka ke zona konflik".

Juru bicara itu mengatakan segala sesuatu harus dilakukan untuk menghindari internasionalisasi konflik ini.

Baca Juga: Siapapun Pemenang Pemilu AS, Putin Tidak Terburu-buru untuk Akhiri Perang Ukraina

Perkiraan Ukraina, yang lebih tinggi dari perkiraan Washington, menunjukkan bahwa sekitar 12.000 warga Korea Utara terlibat dalam pertempuran atas nama Rusia. 

Dari jumlah tersebut, lebih dari 7.000 warga Korea Utara dengan perlengkapan dan senjata Rusia sudah berada di daerah dekat Ukraina, kata badan intelijen militer Kyiv pada hari Sabtu.

Volodymyr Zelensky yang cemas mendesak sekutu Ukraina untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah pengerahan pasukan Pyongyang alih-alih hanya "menonton" dan "menunggu".

Presiden Ukraina mengusulkan serangan pendahuluan Ukraina terhadap kamp-kamp tempat pasukan Korea Utara dilatih. Akan tetapi, dia mengatakan Kyiv tidak akan dapat melakukannya tanpa izin dari sekutu Barat.

Baca Juga: Bos JPMorgan Peringatkan Perang Dunia III Mungkin Telah Dimulai

Para pemimpin Barat menggambarkan pengerahan pasukan Korea Utara sebagai eskalasi signifikan yang juga dapat mengguncang hubungan di kawasan Indo-Pasifik, dan membuka pintu bagi transfer teknologi dari Moskow ke Pyongyang yang dapat meningkatkan ancaman yang ditimbulkan oleh program senjata nuklir dan rudal Korea Utara.

Lantas, apa sebenarnya keuntungan yang didapat Korea Utara dengan mengirimkan tentaranya ke Rusia?

Kemitraan strategis Korea Utara dengan Moskow telah semakin erat sejak Kim melakukan perjalanan ke Rusia untuk kunjungan luar negeri yang langka tahun lalu.

Tahun ini, Putin mengunjungi Korea Utara. Dan kedua pemimpin menandatangani pakta pertahanan yang menyerukan bantuan bersama "dengan menggunakan semua cara yang tersedia" jika terjadi agresi terhadap salah satu negara.

kata Menurut Andrei Lankov, direktur firma analisis keamanan Korea Risk Group, Korea Utara akan menerima dana dari Rusia untuk mengirim pasukan ke garis depan Ukraina, uang yang dibutuhkan Pyongyang untuk membangun kekuatan nuklirnya.

"Pyongyang akan dibayar dengan baik dan mungkin mendapatkan akses ke teknologi militer Rusia, yang jika tidak, Moskow akan enggan untuk mentransfernya ke Korea Utara," kata Lankov kepada BBC.

Tonton: Zelenskiy Desak Sekutu Setop Menonton dan Mulai Bertindak Atas Korea Utara

Dia menambahkan, "Itu juga akan memberi tentara mereka pengalaman tempur yang nyata, tetapi ada juga risiko mengekspos warga Korea Utara pada kehidupan di Barat, yang merupakan tempat yang jauh lebih makmur."

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Sean Savett mengatakan bahwa keterlibatan Korea Utara dalam perang akan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hubungan pertahanannya dengan Rusia.

"Hal ini juga menunjukkan tingkat keputusasaan baru bagi Rusia karena terus menderita korban yang signifikan di medan perang dalam perang brutalnya melawan Ukraina," katanya seperti dikutip oleh The Guardian.

Baca Juga: Zelenskiy Desak Sekutu Setop Menonton dan Mulai Bertindak Atas Korea Utara

Sebagai bentuk dukungan, Rusia pada bulan Maret memveto resolusi PBB yang secara efektif menghapuskan pemantauan oleh para ahli PBB atas sanksi Dewan Keamanan terhadap Korea Utara. 

Hal ini memicu tuduhan Barat bahwa Moskow bertindak untuk melindungi pembelian senjatanya dari Pyongyang untuk membiayai perangnya di Ukraina.

Menurut klaim Korea Selatan, Korea Utara telah mengirimkan sekitar 7.000 kontainer berisi amunisi ke Rusia sejak tahun lalu. Dan sebagai gantinya, Rusia mengirimkan 9.000 kontainer yang kemungkinan berisi bantuan.

Membantu Rusia juga dapat menjadi bumerang bagi Pyongyang karena Korea Utara telah berada di bawah sanksi Dewan Keamanan PBB sejak 2006. Dan tindakan tersebut telah terus diperkuat selama bertahun-tahun dengan tujuan menghentikan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Pyongyang.

Dewan Keamanan memiliki komite sanksi Korea Utara – yang terdiri dari 15 anggota dewan, termasuk Rusia – untuk memeriksa dan mengambil tindakan yang tepat atas informasi mengenai dugaan pelanggaran. Dewan Keamanan beroperasi berdasarkan konsensus dan dapat menunjuk individu dan entitas.

Anggota Dewan Keamanan juga dapat mengusulkan tindakan melalui adopsi resolusi, tetapi hal itu memerlukan setidaknya sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto dari Rusia, Tiongkok, Amerika Serikat, Prancis, atau Inggris.

Selanjutnya: IHSG Turun Saat Buka Pasar Selasa (5/11), ADRO, INDF, ADMR Top Gainers LQ45

Menarik Dibaca: 4 Tips dan Trik agar Terhindar dari Rasa Malas Olahraga


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×