Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Rusia telah berjanji untuk mengirim elang, ular piton, burung beo, dan kelelawar buah ke Korea Utara sebagai bentuk diplomasi kebun binatang.
Melansir The Telegraph, Rusia berjanji memberikan sumbangan lebih dari 40 hewan ke Kebun Binatang Pusat Pyongyang ketika kedua negara memperdalam hubungan politik dan militer mereka. Korea Utara dicurigai menyalurkan senjata ke Moskow.
Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan Pyongyang telah menyediakan jutaan peluru artileri dan puluhan rudal balistik jarak pendek serta peluncur untuk mendukung perang Vladimir Putin di Ukraina. Namun, kualitas kekuatannya dipertanyakan.
Meskipun pasokan senjata dianggap sebagai bagian dari kesepakatan sebagai imbalan atas makanan dan keahlian Rusia, sumbangan hewan ditafsirkan sebagai isyarat diplomatik.
Kedua negara tampaknya ingin menggunakan penguatan aliansi mereka untuk mengacaukan kebijakan AS di Ukraina dan Indo-Pasifik.
Baca Juga: Rusia Peringatkan Bahaya Besar jika NATO Kirim Pasukan ke Ukraina
Anthony Rinna, pakar hubungan Korea Utara-Rusia, mengatakan kepada NK News Moscow bahwa donasi tersebut mungkin merupakan cara mereka mencoba meniru diplomasi kebun binatang China, di mana Beijing meminjamkan panda-panda terkenalnya untuk memperkuat hubungan diplomatik bilateral sebagai bagian dari upaya strategi kekuatan globalnya.
Dia mengatakan Rusia mungkin tidak menyumbangkan hewan yang lebih besar karena khawatir dengan kesejahteraan binatang mengingat kondisi buruk di kebun binatang.
Ketika kandang tersebut dibuka pada tahun 2016, salah satu atraksi utamanya adalah Azalea, seekor simpanse berusia 19 tahun yang telah diajari cara merokok sebungkus sehari.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS menuduh Rusia menggunakan rudal balistik dan peluncur yang dipasok oleh Korea Utara.
Menurut data terbaru dari Kantor Kejaksaan Agung Ukraina, yang diperoleh Reuters, sekitar setengah dari rudal Korea Utara yang ditembakkan ke Ukraina oleh Rusia tidak berfungsi dan meledak di udara.
Baca Juga: Rusia Ancam Serang Balik Inggris, Ini Gara-garanya
Pada bulan Maret 2024, jaksa penuntut Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah menembakkan sekitar 50 roket sejak awal konflik. Namun pemeriksaan terhadap puing-puing tersebut memberikan informasi yang jelas mengenai keandalan roket tersebut.
Andrii Kostin, jaksa penuntut utama Ukraina, mengatakan: “Sekitar setengah dari rudal Korea Utara kehilangan lintasan yang telah diprogram dan meledak di udara. Dalam kasus seperti ini, puing-puingnya tidak dapat ditemukan.”