Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dia menambahkan, “Tetapi bahkan cairan pun sangat dapat bertahan saat dikerahkan di lapangan, tergantung pada bagaimana Korea Utara memilih untuk mengoperasikan sistem tersebut."
Korea Utara menampilkan apa yang bisa menjadi ICBM berbahan bakar padat baru selama parade militer pada bulan Februari setelah menguji mesin berbahan bakar padat berdaya dorong tinggi pada bulan Desember.
Analis mengatakan AS akan dapat menentukan antara peluncuran berbahan bakar padat atau cair melalui satelit peringatan dini yang mampu mendeteksi perbedaan dalam data inframerah yang dihasilkan oleh berbagai jenis rudal.
Peluncuran terbaru datang beberapa hari setelah Kim menyerukan penguatan pencegahan perang dengan cara yang "lebih praktis dan ofensif" untuk melawan apa yang disebut Korea Utara sebagai langkah agresi oleh Amerika Serikat.
Baca Juga: Kim Jong Un Minta Militer Siapkan Sistem Pencegahan Perang yang Praktis dan Ofensif
Rudal itu ditembakkan dari dekat Pyongyang, terbang sekitar 1.000 km (620 mil) sebelum mendarat di perairan timur Korea Utara, kata para pejabat.
Korea Utara mengatakan uji coba itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya.