Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Fransiskus, paus non-Eropa pertama dalam hampir 13 abad, dikenal gigih membela kaum miskin dan terpinggirkan. Ia juga kerap menantang negara-negara kaya untuk membantu para migran dan menghadapi perubahan iklim.
Ringkasan resmi kepausannya, ditulis dalam bahasa Latin dan ditempatkan di samping jenazahnya, menyebutkan bahwa ia meninggalkan kesaksian luar biasa tentang kemanusiaan dan kehidupan suci.
Upayanya untuk mereformasi Gereja dan menyerukan transparansi kerap menuai perlawanan dari kalangan tradisionalis. Namun, Fransiskus tetap konsisten pada prinsip kesederhanaan hingga akhir hayatnya.
Baca Juga: Peti Jenazah Paus Fransiskus akan Disegel Malam Ini Melalui Ritual Liturgi
Ia menulis ulang prosesi pemakaman, menyingkat banyak ritual panjang, dan memilih dimakamkan hanya dalam satu peti kayu berlapis seng, bukan tiga lapis peti seperti tradisi sebelumnya.
Di makamnya, hanya tertulis "Franciscus" dalam bahasa Latin, dihiasi salib besi sederhana yang biasa ia kenakan.
Kini perhatian dunia Katolik beralih ke pemilihan paus baru.
Konklaf rahasia dijadwalkan paling cepat mulai 6 Mei 2025, memberi waktu bagi para kardinal untuk berkonsultasi dan mengevaluasi kondisi Gereja yang saat ini menghadapi tantangan besar, baik secara finansial maupun ideologis.