kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Menkeu AS OptimistisTekanan Ekonomi Bisa Paksa Rusia ke Meja Perundingan


Minggu, 07 September 2025 / 22:29 WIB
Menkeu AS OptimistisTekanan Ekonomi Bisa Paksa Rusia ke Meja Perundingan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum konferensi pers bersama menyusul pertemuan mereka di Joint Base Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska, Amerika Serikat, 15 Agustus 2025.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, menilai tambahan tekanan ekonomi dari AS dan Eropa dapat memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membuka perundingan damai dengan Ukraina.

Dalam wawancara di program Meet the Press NBC, Minggu (7/9/2025), Bessent menyebut sanksi lanjutan dan tarif sekunder terhadap negara-negara pembeli minyak Rusia berpotensi melumpuhkan perekonomian Moskow. 

“Jika AS dan Uni Eropa melakukan langkah ini bersama, ekonomi Rusia bisa kolaps total, dan itu akan membawa Presiden Putin ke meja perundingan,” ujarnya.

Baca Juga: Kepercayaan Investor Hingga Daya Beli yang Melemah Jadi Tantangan Ekonomi Indonesia

Bessent menegaskan pemerintahan Presiden Donald Trump siap meningkatkan tekanan terhadap Rusia. Namun ia menekankan perlunya keselarasan dengan mitra Eropa. 

“Kita sedang berpacu waktu: berapa lama militer Ukraina bisa bertahan dibanding berapa lama ekonomi Rusia bisa menahan tekanan,” katanya.

Trump sendiri frustrasi karena belum mampu menghentikan perang Ukraina, meski sebelumnya yakin konflik bisa segera diakhiri setelah ia menjabat pada Januari lalu. 

Baca Juga: Ekonomi Tetangga Turun, Indonesia Ikut Manyun

Hingga kini, ia menahan diri dari pemberlakuan sanksi baru terhadap Rusia dan Tiongkok, yang menjadi pembeli utama minyak Rusia. Sebaliknya, Trump meningkatkan tarif impor dari India, salah satu konsumen energi terbesar Rusia.

Selanjutnya: IHSG Masih Berpotensi Tertekan Senin (8/9), Cek Saham Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Dilirik Asing, Saham REAL Jadi Sorotan di Bursa




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×