Sumber: money.cnn | Editor: Mesti Sinaga
Publikasi laporan Panama Papers telah memicu krisis pemerintahan di Islandia seiring dengan pengunduran diri Perdana Menteri Sigmundur David Gunnlaugsson, Selasa (5/4/2016).
Laporan hasil investigasi para wartawan itu mengungkapkan dugaan adanya hubungan antara sebuah perusahaan offshore yang menginduk pada perbankan yang bangkrut di Islandia. Hal ini telah memicu unjuk rasa di ibu kota negara tersebut.
Beberapa bank besar, di antaranya UBS, Credit Suisse dan HSBC dituding telah membantu nasabah-nasabah mereka menyembunyikan dana tunai di perusahaan offshore. Selasa (5/4/2016) bank-bank tersebut membantah tuduhan tersebut.
Di China, otoritas melakukan sensor online yang telah membatasi hasil pencarian dan diskusi di media sosial terkait kata “Panama Papers” dan “Panama”.
Otoritas di negara ini juga memblokir penggunaan nama-nama kerabat pemimpin China, baik yang saat ini berkuasa maupun para mantan yang namanya disebutkan dalam laporan investigasi Panama Papers, termasuk nama Presiden China Xi Jinping.
Sementara itu, pemerintah Inggris, Prancis, Belgia, Australia dan Meksiko berjanji akan menginvestigasi bocoran kasus-kasus penggelapan pajak yang terungkap dalam Panama Papers.