kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   9.000   0,39%
  • USD/IDR 16.717   -1,00   -0,01%
  • IDX 8.361   23,78   0,29%
  • KOMPAS100 1.164   4,12   0,36%
  • LQ45 851   3,27   0,39%
  • ISSI 289   1,00   0,35%
  • IDX30 444   0,73   0,17%
  • IDXHIDIV20 512   1,03   0,20%
  • IDX80 131   0,48   0,37%
  • IDXV30 138   0,99   0,73%
  • IDXQ30 141   0,37   0,26%

Pemangkasan Penerbangan di AS Picu Kepanikan Maskapai dan Penumpang


Jumat, 07 November 2025 / 11:20 WIB
Diperbarui Jumat, 07 November 2025 / 11:23 WIB
Pemangkasan Penerbangan di AS Picu Kepanikan Maskapai dan Penumpang
ILUSTRASI. Pemerintahan Trump pangkas penerbangan di 40 bandara AS. REUTERS/Daniel Cole


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) bergegas menyesuaikan jadwal dan melayani gelombang panggilan dari pelanggan yang cemas, setelah pemerintahan Presiden Donald Trump memerintahkan pengurangan penerbangan di sejumlah bandara utama karena kekurangan petugas pengendali lalu lintas udara (air traffic controller) selama penutupan pemerintah (government shutdown) terpanjang dalam sejarah negeri itu.

Pemotongan penerbangan yang mulai berlaku Jumat (24/10) ini diperkirakan akan memengaruhi ratusan ribu penumpang dengan pemberitahuan yang sangat singkat.

Firma analisis penerbangan Cirium memperkirakan kebijakan tersebut akan membatalkan hingga 1.800 penerbangan per hari dan mengurangi 268.000 kursi pesawat setiap hari di AS. Penerbangan internasional tidak terdampak.

Periode perjalanan yang tergolong rendah permintaan membuat maskapai lebih mudah melakukan penjadwalan ulang, dengan memangkas frekuensi di beberapa rute dan menggunakan pesawat berkapasitas lebih besar.

Baca Juga: AS Larang Nvidia Jual Chip AI Versi Terbaru ke China, Beijing Respons Begini

Analis memperkirakan dampaknya terhadap pendapatan akan tetap terbatas, selama penutupan ini berakhir sebelum musim liburan Thanksgiving.

Pemotongan 10% di 40 Bandara Utama

Menteri Perhubungan AS Sean Duffy pada Rabu memerintahkan pemotongan penerbangan hingga 10% di 40 bandara besar seperti New York, Los Angeles, dan Chicago, mencakup layanan komersial dan kargo.

Namun, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) kemudian menyesuaikan kebijakan tersebut dan mengumumkan pada Kamis malam bahwa maskapai hanya diwajibkan mengurangi 4% penerbangan domestik mulai Jumat pukul 06.00 waktu setempat hingga Senin.

Pemotongan akan ditingkatkan menjadi 10% penuh mulai 14 November.

FAA juga membatasi peluncuran roket komersial, tetapi tidak memaksa pemangkasan penerbangan internasional. Lembaga itu memperingatkan akan menolak rencana pengurangan yang dianggap terlalu merugikan komunitas tertentu, serta dapat memangkas hingga 10% penerbangan umum (general aviation) di bandara padat bila kekurangan staf semakin parah.

Maskapai Hadapi Tantangan Penyesuaian Jadwal

Maskapai menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan jadwal penerbangan dalam waktu singkat, sambil berupaya meminimalkan dampak bagi penumpang dan awak.

Baca Juga: Trump Tambah Daftar 10 Mineral Kritis, Termasuk Tembaga dan Batu Bara

Dalam memo kepada staf, Chief Operating Officer American Airlines, David Seymour, menulis: “Anda pantas mendapatkan kepastian yang sama seperti pelanggan kami,” seraya menegaskan maskapai akan berupaya keras agar jadwal kerja pilot dan awak kabin tidak terganggu.

Beberapa maskapai besar memberikan kelonggaran tambahan bagi pelanggan untuk mengubah jadwal perjalanan tanpa biaya tambahan. 

Departemen Transportasi AS mengonfirmasi bahwa penumpang berhak mendapatkan pengembalian dana penuh jika penerbangannya dibatalkan. Namun, maskapai tidak diwajibkan mengganti biaya hotel atau makan karena pembatalan dianggap bukan kesalahan mereka.

Rencana Pemotongan Penerbangan Maskapai

Sesuai arahan pemerintah federal:

  • American Airlines akan memangkas 4% jadwal penerbangan di 40 bandara, sekitar 220 penerbangan per hari dari Jumat hingga Senin. Sebagian besar pembatalan terjadi pada rute regional, sehingga maskapai tetap dapat mengoperasikan sekitar 6.000 penerbangan per hari.

  • Delta Air Lines membatalkan sekitar 170 penerbangan domestik pada Jumat, dengan jumlah lebih sedikit pada Sabtu.

  • United Airlines berencana memangkas 4% penerbangan Jumat–Minggu, setara dengan kurang dari 200 pembatalan harian.

  • Southwest Airlines akan membatalkan sekitar 120 penerbangan pada Jumat.

  • Alaska Airlines juga mulai membatalkan sebagian kecil penerbangan, terutama di rute dengan frekuensi tinggi.

  • Maskapai berbiaya rendah Frontier Airlines menyatakan sebagian besar penerbangan tetap berjalan, meski CEO Barry Biffle menyarankan penumpang yang memiliki perjalanan penting untuk memesan tiket cadangan di maskapai lain.

Maskapai Gunakan Pesawat Lebih Besar untuk Kurangi Gangguan

Untuk mengurangi gangguan, sejumlah maskapai memilih mengoperasikan pesawat berkapasitas lebih besar, strategi yang sebelumnya telah digunakan untuk mengatasi kepadatan di wilayah udara New York.

Namun, penumpang membanjiri media sosial seperti X (Twitter) dengan pertanyaan dan keluhan mengenai status penerbangan mereka.

Baca Juga: Abdullah Hammoud Menangi Pemilu di Dearborn, AS Kini Miliki Dua Pemimpin Muslim

Aplikasi perjalanan Hopper melaporkan lonjakan penjualan layanan “disruption assistance” hingga 60% dalam semalam, setelah pemerintah mengumumkan pemotongan penerbangan.

FAA menyebut keputusan ini diambil berdasarkan penilaian keselamatan terhadap pengendali lalu lintas udara, namun menegaskan bahwa penerbangan tetap aman.

“Terbang hari ini tetap aman, dan akan terus aman minggu depan,” ujar Duffy.

Administrator FAA Bryan Bedford juga menekankan bahwa lembaganya tidak akan ragu mengambil langkah tambahan bila diperlukan demi menjaga keselamatan penerbangan.

Tekanan bagi Pekerja dan Penumpang

Selama penutupan ini, sekitar 13.000 pengendali lalu lintas udara dan 50.000 petugas keamanan bandara bekerja tanpa digaji. Ketidakhadiran karyawan meningkat hingga lebih dari 30% di beberapa bandara, seiring banyaknya pekerja yang mencari pekerjaan sampingan atau tidak mampu membayar biaya penitipan anak.

Bahkan sebelum shutdown, FAA sudah kekurangan sekitar 3.500 pengendali lalu lintas udara, memaksa banyak staf bekerja lembur dan enam hari seminggu. Maskapai memperkirakan setidaknya 3,2 juta penumpang telah mengalami keterlambatan sejak shutdown dimulai.

Dampak Ekonomi dan Psikologis

Sebelum krisis ini, maskapai AS memproyeksikan permintaan perjalanan yang stabil pada kuartal terakhir tahun ini. Namun, dengan kapasitas yang berkurang dan ketidakpastian akibat shutdown, tarif penerbangan diprediksi naik, sementara minat bepergian bisa menurun.

Baca Juga: Maskapai AS Batalkan 1.800 Penerbangan Harian, Dampak Penutupan Pemerintah

Data Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) menunjukkan penurunan jumlah penumpang pada minggu pertama November dibanding tahun lalu, setelah sempat meningkat di bulan Oktober.

CEO Airlines for America, Chris Sununu, meminta pelanggan tidak membatalkan perjalanan meski terjadi gangguan. Namun, keluhan penumpang terus bermunculan.

Seorang penumpang asal Delaware, Grace Logeman (40 tahun), mengaku kecewa setelah penerbangannya dengan Frontier Airlines dari Newark ke Atlanta tertunda tiga jam, menyebabkan ia gagal mengejar penerbangan lanjutan ke Republik Dominika untuk menghadiri ulang tahun saudara perempuannya.

“Saya sangat kecewa. Shutdown ini benar-benar menyulitkan saya. Saya yang jadi korban sekarang,” ujarnya saat menunggu layanan pelanggan maskapai.

Selanjutnya: Update Harga Galaxy Tab S10 FE 5G di Awal November, Sekarang Mulai Rp 6 Jutaan

Menarik Dibaca: Pemutihan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan 2025, Begini Cara Registrasi Ulang Lewat HP




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×