kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Pendiri Huawei angkat bicara soal penangkapan anaknya atas permintaan Amerika Serikat


Rabu, 20 Februari 2019 / 14:34 WIB
Pendiri Huawei angkat bicara soal penangkapan anaknya atas permintaan Amerika Serikat


Sumber: BBC | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Ren Zhengfei, pendiri dan bos besar Huawei akhirnya angkat bicara terkait penangkapan putrinya, Meng Wanzhou, atas permintaan Amerika Serikat. Meng Wanzhou yang merupakan Kepala Keuangan Huawei, ditangkap pada 1 Desember lalu di Vancouver dan diperkirakan akan menjadi subjek permintaan ekstradisi resmi.

Dilansir dari BBC, diperkirakan ada 23 tuntutan yang akan diajukan terhadap Huawei dan Weng. Tuduhan tersebut dibagi dalam dua dakwaan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Yang pertama mencakup klaim Huawei telah secara sembunyi-sembunyi melakukan hubungan bisnis dengan Iran yang sedang dikenai sanksi oleh AS. Yang kedua tentang tuduhan percobaan pencurian data-data rahasia.

Sang sayah, pun membantah tuduhan tersebut. "Pertama, saya keberatan dengan apa yang telah dilakukan Amerika Serikat. Tindakan yang memiliki motivasi politik semacam ini tidak dapat diterim," katanya.

Menurut Ren, Amerika gemar memberi sanksi kepada orang lain. Setiap kali ada masalah, Amerika disebutnya selalu menggunakan metode agresif seperti ini. "Tapi setelah kami melewati jalan, kami akan membiarkan pengadilan menyelesaikannya."

Sementara itu Huawei, yang merupakan perusahaan swasta terbesar di China juga berada di bawah pengawasan ketat karena diduga memiliki teknologi untuk dimanfaatkan China sebagai alat untuk melakukan aksi spionase.

Namun di bawah hukum Tiongkok, setiap perusahaan diharuskan untuk mendukung, bekerja sama dan berkolaborasi dengan pemerintah dalam rengka kerja intelijen nasional.

Atas hal ini, Ren kembali memberi bantahan. Ia menyebut perusahaannya tak melakukan cara kotor yang akan merugikan kliennya.

"Kami tidak akan mengambil risiko menjijikan dari negara dan pelanggan kami di seluruh dunia, karena sesuatu seperti ini. Perusahaan kami tidak akan pernah melakukan kegiatan mata-mata," tegasnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×