kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pengunjuk rasa Hong Kong meminta Donald Trump membebaskan Hong Kong


Minggu, 08 September 2019 / 14:52 WIB
Pengunjuk rasa Hong Kong meminta Donald Trump membebaskan Hong Kong
ILUSTRASI. Unjuk rasa pro demokrasi di Hong Kong


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Ribuan pengunjuk rasa Hong Kong turun ke jalan pada Minggu (8/9). Yang menarik, mereka meneriakkan lagu kebangsaan Amerika Serikat (AS) dan meminta Presiden AS Donald Trump untuk "membebaskan" kota yang dikuasai China itu.

"Berjuang untuk kebebasan, berdirilah dengan Hong Kong," teriak mereka. "Tolak Beijing, bebaskan Hong Kong."

Reuters melaporkan, Menteri Pertahanan AS Mark Esper pada Sabtu mendesak China untuk menahan diri di Hong Kong, bekas koloni Inggris yang kembali ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997.

Baca Juga: Di hadapan Merkel, Xi Jinping berjanji akan lebih membuka ekonomi China

Esper memberikan komentar di Paris ketika polisi Hong Kong mencegah pengunjuk rasa menghalangi akses ke bandara. Polisi menembakkan gas air mata ke pendemo di distrik padat penduduk Mong Kok.

"Dengan AS terkunci dalam perang dagang dengan China pada saat ini, ini adalah kesempatan baik bagi kami untuk menunjukkan (Amerika Serikat) bagaimana kelompok-kelompok pro-China juga melanggar hak asasi manusia di Hong Kong dan memungkinkan kebrutalan polisi," kata Cherry, 26, yang bekerja di industri keuangan, ketika pengunjuk rasa berbaris menuju Konsulat AS terdekat.

"Kami ingin pemerintah AS membantu melindungi hak asasi manusia di Hong Kong."

Baca Juga: Mahathir: Protes di Hong Kong menunjukkan keterbatasan satu negara dengan dua sistem

Hong Kong kembali ke China di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang menjamin kebebasan yang tidak dinikmati di China daratan. Banyak warga Hong Kong takut Beijing mengikis otonomi itu.

China membantah tuduhan mencampuri urusan dan mengatakan Hong Kong adalah urusan internal. Mereka mengecam protes itu, menuduh Amerika Serikat dan Inggris mengobarkan kerusuhan, dan memperingatkan kerusakan ekonomi.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×