kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengunjuk rasa Hong Kong meminta Donald Trump membebaskan Hong Kong


Minggu, 08 September 2019 / 14:52 WIB
Pengunjuk rasa Hong Kong meminta Donald Trump membebaskan Hong Kong
ILUSTRASI. Unjuk rasa pro demokrasi di Hong Kong


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Ribuan pengunjuk rasa Hong Kong turun ke jalan pada Minggu (8/9). Yang menarik, mereka meneriakkan lagu kebangsaan Amerika Serikat (AS) dan meminta Presiden AS Donald Trump untuk "membebaskan" kota yang dikuasai China itu.

"Berjuang untuk kebebasan, berdirilah dengan Hong Kong," teriak mereka. "Tolak Beijing, bebaskan Hong Kong."

Reuters melaporkan, Menteri Pertahanan AS Mark Esper pada Sabtu mendesak China untuk menahan diri di Hong Kong, bekas koloni Inggris yang kembali ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997.

Baca Juga: Di hadapan Merkel, Xi Jinping berjanji akan lebih membuka ekonomi China

Esper memberikan komentar di Paris ketika polisi Hong Kong mencegah pengunjuk rasa menghalangi akses ke bandara. Polisi menembakkan gas air mata ke pendemo di distrik padat penduduk Mong Kok.

"Dengan AS terkunci dalam perang dagang dengan China pada saat ini, ini adalah kesempatan baik bagi kami untuk menunjukkan (Amerika Serikat) bagaimana kelompok-kelompok pro-China juga melanggar hak asasi manusia di Hong Kong dan memungkinkan kebrutalan polisi," kata Cherry, 26, yang bekerja di industri keuangan, ketika pengunjuk rasa berbaris menuju Konsulat AS terdekat.

"Kami ingin pemerintah AS membantu melindungi hak asasi manusia di Hong Kong."

Baca Juga: Mahathir: Protes di Hong Kong menunjukkan keterbatasan satu negara dengan dua sistem

Hong Kong kembali ke China di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang menjamin kebebasan yang tidak dinikmati di China daratan. Banyak warga Hong Kong takut Beijing mengikis otonomi itu.

China membantah tuduhan mencampuri urusan dan mengatakan Hong Kong adalah urusan internal. Mereka mengecam protes itu, menuduh Amerika Serikat dan Inggris mengobarkan kerusuhan, dan memperingatkan kerusakan ekonomi.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengumumkan konsesi minggu ini yang bertujuan untuk mengakhiri protes, termasuk secara resmi membatalkan RUU ekstradisi yang sangat tidak populer, yang memicu keresahan sejak Juni 2019 lalu. Banyak pengunjuk rasa mengatakan keputusan Lam itu sudah terlambat.

RUU itu akan memungkinkan ekstradisi orang ke daratan China untuk diadili di pengadilan yang dikendalikan oleh Partai Komunis. Hong Kong memiliki peradilan independen yang berasal dari pemerintahan Inggris.

Belakangan tuntutan aksi demonstrasi meluas menjadi seruan untuk demokrasi dan banyak pengunjuk rasa telah berjanji untuk berjuang.

Baca Juga: Di sela kunjungan ke China, Merkel: Hak dan kebebasan di Hong Kong harus dijamin

Departemen Luar Negeri AS memperbarui travel warning ke Hong Kong dengan mengingatkan bahwa warga negara AS dan karyawan konsuler telah menjadi target kampanye propaganda baru-baru ini oleh China yang menuduh Amerika Serikat menimbulkan kerusuhan.

Tingkat risiko secara keseluruhan tetap pada level terendah kedua dari ukuran empat tingkat, setelah dinaikkan pada 7 Agustus untuk mencerminkan meningkatnya kekerasan.

Wakil Presiden AS Mike Pence mendesak Beijing memperlakukan para pengunjuk rasa Hong Kong secara manusiawi, memperingatkan bahwa akan lebih sulit bagi Washington untuk membuat perjanjian perdagangan dengan Beijing jika ada kekerasan.

Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: China mendukung penuh penarikan RUU Ekstradisi

Sebaliknya, Trump berganti-ganti antara memuji Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai pemimpin yang hebat dan melemparkannya sebagai musuh, sambil mengecam China karena mengambil keuntungan dari bisnis AS.

Beijing mengumumkan bahwa para pejabat tinggi akan menuju ke Washington pada awal Oktober 2019 untuk mengadakan pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang dagang.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×