Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan penting yang dapat mengubah dinamika hubungan antara perbankan tradisional dan sektor kripto.
Dalam kesaksiannya di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS, Powell menegaskan bahwa meskipun aset kripto bersifat spekulatif dan volatil, Federal Reserve tidak akan melarang bank untuk memberikan layanan kepada pelanggan kripto yang sah, selama mereka memahami dan mengelola risikonya dengan baik.
Kekhawatiran terhadap Dampak Kripto pada Perbankan Tradisional
Seiring dengan berkembangnya mata uang kripto, muncul kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap sistem perbankan tradisional. Aset digital yang cenderung spekulatif dan rentan terhadap kejatuhan mendadak dapat menimbulkan risiko terhadap bank yang diasuransikan oleh FDIC dan memiliki akses ke fasilitas likuiditas Federal Reserve.
Baca Juga: Dunia Kripto Kembali Dihantui Gelombang Peretasan, zkLend Diretas Rp 80 Miliar
Salah satu pertanyaan utama yang diajukan kepada Powell adalah apakah diperlukan langkah-langkah tambahan untuk melindungi sistem keuangan dari potensi gangguan akibat kripto.
Menanggapi hal ini, Powell menegaskan bahwa meskipun kegagalan pasar kripto sebelumnya telah mendorong peningkatan pengawasan, penting untuk tidak berlebihan dalam regulasi. Ia juga menyebutkan bahwa beberapa layanan terkait kripto, seperti kustodian aset digital, dapat berhasil diintegrasikan dalam sistem perbankan di bawah pengawasan yang tepat.
"Ada banyak kegagalan, dan kami bereaksi terhadapnya. Namun, kita juga tidak boleh bertindak berlebihan. Banyak aktivitas ini sebenarnya dapat dilakukan di dalam bank, dan layanan kustodian mungkin menjadi salah satu di antaranya," kata Powell.
Tekanan Inflasi dan Pengaruhnya terhadap Pasar Kripto
Selain masalah regulasi, faktor makroekonomi yang lebih luas juga turut mempengaruhi pasar kripto. Data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang lebih tinggi dari perkiraan telah meningkatkan kekhawatiran terhadap inflasi, mendorong harga Bitcoin (BTC) menuju US$95.000, dengan kemungkinan penurunan ke US$90.000 dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga: Pengguna Dompet Kripto Phantom Jadi Target Serangan Phishing, Waspadai Pop-up Palsu!
Dengan inflasi yang tetap tinggi, investor kini mengamati langkah selanjutnya dari Federal Reserve. Alat prediksi CME FedWatch menunjukkan probabilitas sebesar 97% bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah pada pertemuan 19 Maret mendatang, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada aset digital.
Pernyataan Powell mengenai perbankan kripto, ditambah dengan keputusan SEC yang memungkinkan bank kembali menyediakan layanan kustodian kripto, berpotensi membuka jalan bagi era baru dalam integrasi perbankan dan aset digital.
Jika diterapkan dengan tepat, hal ini dapat menciptakan ekosistem keuangan yang lebih fleksibel dan stabil dalam menghadapi perubahan dinamika ekonomi global.