Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - YEREVAN/BAKU. Pertempuran antara pasukan Azerbaijan dan Armenia memasuki hari keempat pada Rabu (30/9), dalam letusan terbesar dari konflik mereka yang telah berlangsung selama puluhan tahun sejak gencatan senjata 1994.
Melansir Reuters, Azerbaijan dan Armenia mengatakan, ada serangan dari kedua belah pihak di beberapa arah di sepanjang garis kontak di Nagorno-Karabakh yang memisahkan kedua negara.
Pertempuran telah menyebar jauh melampaui perbatasan di Nagorno-Karabakh, mengancam akan meluap menjadi perang habis-habisan antara bekas republik Soviet di Azerbaijan dan Armenia.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, yang berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (29/9), menyatakan, saat ini dia tidak mempertimbangkan untuk meminta bantuan berdasarkan perjanjian keamanan pasca-Soviet. Tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya.
Baca Juga: Kian sengit, pertempuran pasukan Azerbaijan dan Armenia terus berlanjut
"Armenia akan memastikan keamanannya, dengan partisipasi dari Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO) atau tanpa itu," kata Pashinyan seperti dikutip kantor berita Rusia dan Reuters lansir.
Pashinyan mengatakan, dia dan Putin belum membahas kemungkinan intervensi militer Rusia dalam konflik Nagorno-Karabakh.
CSTO adalah aliansi militer yang ditandatangani pada 15 Mei 1992. Enam negara bekas Soviet—Rusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, dan Uzbekistan—menandatangani traktat tersebut.
Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang memisahkan diri di dalam Azerbaijan, tetapi dijalankan oleh etnis Armenia dan mendapat dukungan dari Armenia.
Baca Juga: Perang makin sengit, Azerbaijan dan Armenia menolak damai!
Wilayah tersebut memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang pada tahun 1990-an, namun tidak diakui oleh negara mana pun sebagai republik merdeka.
Langkah apa pun untuk berperang habis-habisan dapat menyeret Rusia dan Turki, yang merupakan sekutu dekat Azerbaijan.
Kantor Kejaksaan Agung Azerbaijan mengatakan pada Rabu (30/9), tujuh warga sipil terluka akibat penembakan di Kota Terter, yang berbatasan dengan Nagorno-Karabakh.
Menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan, pasukan Armenia berusaha untuk mengambil tanah yang hilang dengan melancarkan serangan balik ke arah Madagiz. Tetapi, pasukan Azerbaijan menangkis serangan itu.
Baca Juga: Partai berkuasa di Turki: Serangan terhadap Azerbaijan sama dengan serangan ke Turki
Kementerian Pertahanan Armenia menyebutkan, tentara Azerbaijan menembaki seluruh garis depan pada malam hari. Tapi, dua drone Azerbaijan ditembak jatuh di Kota Stepanakert, menurut Pusat Pemerintahan Nagorno-Karabakh.
Puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka sejak gelombang baru pertempuran meletus pada Minggu (28/9).