kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perusahaan asal China bersiap ramaikan bursa Hong Kong


Rabu, 16 September 2020 / 16:51 WIB
Perusahaan asal China bersiap ramaikan bursa Hong Kong
ILUSTRASI. A masked business man walking pass the stocks index board in Hong Kong, China, February 26, 2020. Photo by May James/ABACAPRESS.COM


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BEIJING. Perusahaan logistik raksasa ZTO Express Cayman Inc. berencana untuk menggalang dana sebanyak HK$ 12 miliar atau sekitar US$ 1,56 miliar dalam pencatatan keduanya di Hong Kong.

Praktis, ZTO bakal bergabung bersama perusahaan asal China yang diperdagangkan di Amerika Serikat (AS) sekaligus menjual saham di pusat keuangan Asia tersebut.

ZTO Express dalam penawaran tersebut akan menjual 45 juta lembar saham, ujarnya dalam pengajuan kepada AS pada Selasa (15/9).

Adapun penetapan harganya maksimal akan seharga HK 268 untuk diperdagangkan ke investor ritel, yang mewakili 10% dari harga penutupan di hari Selasa (15/9) sebesar US$ 31,37. Harga perusahaan tersebut juga telah naik sebanyak 34% di New York sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Alibaba akuisisi STO Express senilai US$ 693 juta

Penjualan saham ini menjadi berita hangat setelah Yum China Holdings Inc, perusahaan restoran terbesar di China mengumpulkan lebih dari US$ 2,2 miliar dalam pendaftaran saham keduanya di bursa Hong Kong.

Perusahaan China yang terdaftar di AS pun diperkirakan analis tengah berusaha pindah ke Hong Kong lantaran hubungan antara kedua negara sedang berada di bawah tekanan.

Di sisi lain, melansir artikel yang dimuat Bloombeg, Rabu (16/9) regulator AS mengancam untuk membatasi akses perusahaan China ke pasar modal Amerika bila perusahaan negeri tirai bambu tidak mengizinkan pihak berwenang untuk meninjau audit laporan keuangan.

Tren pencatatan saham baru ini tentu menjadi angin segar bagi Hong Kong yang membawa antusiasme investor. Meski tetap ada bayang-bayang ketidakpastian karena undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh China pada awal musim panas ini.

Baca Juga: Nilai IPO ZTO Express terbesar pasca Alibaba

Data menunjukkan, sejauh ini sudah ada hampir US$ 10 milair penggalangan dana yang berhasil dikumpulkan dari pencatatan kedua beberapa perusahaan. Antara lain dari Yum China, JD.com Inc, dan NetEase Inc di tahun ini. Sehingga total perolahan dari penjualan saham perdana menjadi US$ 22,7 miliar, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.

Hong Kong memang menjadi pasar incaran perusahaan yang ingin melakukan ekspansi, apalagi setelah adanya pencatatan dari IPO Ant Group dan Jack Ma yang setidaknya sudah berhasil mengumpulkan US$ 30 miliar melalui pencatatan ganda di Hong Kong dan Shanghai secara bersamaan.

ZTO Express sendiri merupakan perusahaan pengiriman ekspres terbesar di china, dengan pangsa pasar mencapai 21,5% menurut laman resminya. Pendapatan besih ZTO tumbuh 6,5% pada kuartal II secara year on year (yoy) menjadi US$ 214 juta karena banyaknya pengiriman yang dilakukan dari transaksi jual beli online.

Perusahaan ini berencana memberi harga pada penawaran di Hong Kong pada 22 September dan mulai bedagang di bursa pada 29 September 2020. Goldman Sachs Group akan menjadi sponsor tunggal untuk pencatatan ZTO sedangkan UBS Group AG, China International Capital Corp dan Citigroup menjadi joint bookrunner.

Menurut Ernst & Young (EY) pasar IPO di Asia Pasifik memang lebih menarik dan tangguh, lantaran menjadi kawasan yang lebih dulu pulih dari dampak awal pandemi Covid-19. "Aktivitas kuat di bursa STAR (Shanghai) dan lebih banyak IPO raksasa di bursa Hong Kong membantu mendorong kenaikan," kata EY.

Beberapa nama besar memang sudah tercatat di Hong Kong. Seperti raksasa gim asal China yakni Netease yang meluncurkan listingnya di Hong Kong dan berhasil meraup dana segar sebanyak US$ 2,7 miliar. Perusahaan e-commerce China yakni JD.com juga mulai berdagang di Hong Kong pada Juni 2020 lalu dan meraup dana US$ 3,87 miliar.

Baca Juga: Perusahaan logistik China IPO di AS

Para analis memperkirakan bahwa perusahaan China yang terdaftar di AS akan berbondong-bondong pindah ke bursa Hong Kong atau China di tengah ketegangan antar dua negara yang semakin memanas.

di samping itu, sentimen anti China yang digaungkan Amerika Serikat juga membuat perusahaan asal China mau tidak mau harus mengambil alternatif. Apalagi setelah Senat AS mengesahkan Rencana Undang-Undang (RUU) bulan lalu yang melarang banyak perusahaan China untuk terdaftar di bursa Amerika.

"Potensi perubahan peraturan pencatatan AS untuk perusahaan China ddapat meningkatkan aktivitas IPO di bursa saham China dan Hong Kong," tulis EY dalam laporannya. Terbukti, saat ini sudah ada lebih 138 perusahaan yang mengajukan IPO di Hong Kong. Hal ini tentu mnunjukkan bahwa pasar IPO di Asia masih sangat besar.

Adapun, total dana pasar IPO di Hong Kong yang dihimpun pada semester I 2020 telah tumbuh sebanyak 22% dengan total 64 listing baru. Sementara total dana yang dikumpulkan dari IPO tersebut menurut data PwC sudah mencapai US$ 87,5 miliar.

Selanjutnya: China larang pengiriman produk yang sering para pendemo pakai ke Hong Kong



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×