Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat untuk kesekian kalinya meminta Iran untuk tidak menjual drone tempur ke Rusia. Kegiatan tersebut dianggap mampu mengurangi ketegangan.
"AS menekan Iran untuk berhenti menjual drone bersenjata ke Rusia, yang digunakan Moskow dalam perang di Ukraina, serta suku cadang untuk pesawat tak berawak," ungkap Financial Times dalam laporannya hari Rabu (16/8), mengutip sejumlah pejabat yang terkait dengan masalah tersebut.
Kabar ini muncul saat Washington dan Teheran sedang berusaha meredakan ketegangan dan menghidupkan kembali pembicaraan yang lebih luas mengenai program nuklir Iran.
Baca Juga: Menlu Rusia: Barat adalah Penyebab Krisis di Banyak Negara
Financial Times mengungkap bahwa diskusi tersebut dilakukan sejalan dengan isu pertukaran tahanan.
"Diskusi ini telah berlangsung bersamaan dengan negosiasi kesepakatan pertukaran tahanan minggu lalu. Iran memungkinkan empat warga AS yang ditahan untuk pindah ke tahanan rumah dari penjara Evin, Teheran. Sementara lima lainnya telah berada di bawah tahanan rumah," tulis Financial Times.
Pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa Iran dapat membebaskan lima warga AS yang ditahan sebagai bagian dari kesepakatan untuk mencairkan US$6 miliar dana Iran di Korea Selatan.
Baca Juga: Rusia Diduga Mereplika Drone Iran untuk Digunakan dalam Perang di Ukraina
Membuat Tiruan Drone Iran
Kelompok pengamat senjata yang berbasis di Inggris, Conflict Armament Research, pada hari Kamis (10/8) mengatakan bahwa saat ini Rusia telah mereplika drone Iran dan menggunakannya untuk menyerang Ukraina.
Menurut pengamatan mereka, drone yang ditiru adalah jenis Shahed-136.
Para peneliti melakukan perjalanan ke Kyiv, Ukraina, pada akhir Juli dan memeriksa reruntuhan dua drone penyerang yang digunakan dalam pertempuran di tenggara Ukraina.
Bahan yang digunakan untuk membuat dua drone dan struktur internal badan pesawat mereka sangat berbeda dari yang diketahui dibuat di Iran.
Drone Shahed-136 buatan Rusia umumnya ditandai sebagai Geran-2, atau Geranium-2 dalam bahasa Rusia. Wujudnya sempat terlihat di outlet berita Ukraina pada bulan Juli.
Baca Juga: Rusia Kombinasikan Kapal Selam Nuklir Terbarunya dengan Rudal Hipersonik Zircon
"Badan pesawat drone Iran yang diperiksa para peneliti dibuat dengan bahan jenis sarang lebah yang ringan, tetapi Gerans Rusia dibuat dengan fiberglass di atas lapisan anyaman serat karbon," tulis Conflict Armament Research dalam laporannya, dikutip New York Times.
Keterangan panduan dari kedua unit Geran-2 yang ditemukan pada bulan Juli berisi modul elektronik yang disebut Kometa, bahasa Rusia untuk komet. Modul panduan dengan bahasa yang sama kerap ditemukan para peneliti di drone Rusia yang ditemukan di medan perang.
Rusia mulai menggunakan drone Shahed buatan Iran untuk menyerang Ukraina pada bulan September lalu. Drone yang digunakan itu diyakini membawa lebih dari 30 kg bahan peledak dan memiliki jangkauan lebih dari 900 km.
Shahed pada dasarnya adalah drone serang satu arah atau drone kamikaze. Drone jenis ini memerlukan landasan pacu untuk diluncurkan dan meledak saat terjadi benturan.