Sumber: Bloomber | Editor: Dessy Rosalina
Washington. Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) harus rela menelan pil pahit. Langkah Edward Snowden yang membocorkan aksi mata-mata AS, bakal memukul pendapatan perusahaan teknologi informasi. Information Technology & Innovation Foundation menghitung, sejumlah perusahaan teknologi bakal kehilangan pendapatan sebesar US$ 35 miliar hingga tahun 2016.
Penyebabnya, konsumen di seluruh dunia meragukan keamanan sistem informasi yang dijual perusahaan teknologi asal AS. “Efek penyadapan sangat besar karena memengaruhi pertumbuhan ekonomi AS," ujar Rebecca MacKinnon, Anggota New America Foundation, seperti dikutip Bloomberg.
Kamar Dagang AS mengungkapkan, layanan data berkontribusi sebesar US$ 1 triliun terhadap perekonomian AS. Information Technology & Innovation Foundation juga memprediksi perusahaan yang mengandalkan koneksi internet global bakal ikut menderita kerugian. Ini termasuk Apple Inc dan Google Inc yang meraup laba dari koneksi internet global.
Catatan International Telecommunication Union, sekitar 40% dari total populasi dunia terhubung secara online. Richard Salgado, Direktur Hukum dan Keamanan Informasi Google mendesak Senat AS agar merombak kebijakan penyadapan. Salgado bilang, bisnis internet sangat bergantung kepada unsur kepercayaan.
Pasca Snowden membocorkan aksi mata-mata AS, beberapa negara berencana membatasi kebebasan sistem informasi. “Perubahan kebijakan sistem informasi berdampak terhadap peningkatan biaya, penurunan daya saing, dan membahayakan konsumen,” tandas Salgado.
Mulai terasa
Sejatinya, efek buruk skandal penyadapan AS sudah mulai. Di sepanjang kuartal III, International Business Machines (IBM) Corp melaporkan penurunan pendapatan sebesar 22% dari pasar China. Microsoft meramal, China sebagai pasar dengan performa terburuk di masa depan. "Hubungan antara China dan AS menjadi tantangan berat bagi kinerja perusahaan," ujar Chris Suh, Hubungan Investor Microsoft.
Cisco Systems menghitung, pendapatan berpotensi turun sekitar 8%-10%. Pasca Snowden merilis aksi penyadapan AS, Pemerintah China belum terang-terangan melarang pemakaian teknologi AS. "Tapi pesan pemerintah cukup jelas. Mereka ingin kami mengurangi pemakaian produk AS, misalnya IOE (IBM, Oracle dan EMC Corp)," ujar mantan pejabat China.