Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Mantan Menteri Keamanan Publik Israel dan politisi sayap kanan, Itamar Ben Gvir, pada Rabu (5/2) memuji pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyatakan bahwa warga Gaza seharusnya dipindahkan ke luar wilayah tersebut.
Ia menyebut gagasan itu sebagai "satu-satunya solusi".
Baca Juga: Trump Berencana Ambil Alih Gaza dan Membangun Riviera Timur Tengah
Dalam sebuah unggahan di platform X, Ben Gvir menegaskan bahwa "mendorong" warga Gaza untuk bermigrasi dari wilayah kantong itu adalah strategi yang tepat setelah perang antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, berakhir.
Ia juga mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera mengadopsi kebijakan tersebut.
Mantan menteri yang dikenal berhaluan garis keras itu merupakan bagian dari gerakan politik yang mendukung pemukiman Yahudi di Gaza.
Baca Juga: Trump Terapkan Undang-Undang Abad ke-18 untuk Deportasi Massal
Ia bersama dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya mengundurkan diri dari kabinet Netanyahu bulan lalu.
Keputusan itu diambil sebagai bentuk protes terhadap kesepakatan bersejarah yang bertujuan membebaskan sandera yang ditahan Hamas di Gaza dengan imbalan ratusan tahanan Palestina di penjara Israel.
Dalam pernyataannya pada Selasa, yang bertepatan dengan kunjungan Netanyahu ke Washington, Trump mengangkat kemungkinan untuk merelokasi lebih dari 2 juta warga Palestina dari Gaza.
Baca Juga: Ingin Ambil Alih Gaza, Trump Sarankan Penduduk Gaza Pindah ke Negara Lain
Ia berpendapat bahwa wilayah itu telah menjadi tidak layak huni setelah hampir 16 bulan perang antara Israel dan Hamas.
Para aktivis hak asasi manusia mengecam gagasan semacam ini sebagai bentuk pembersihan etnis. Pemindahan paksa warga sipil juga berpotensi melanggar hukum internasional.
Gencatan senjata awal selama enam minggu, yang disepakati dengan mediasi Mesir dan Qatar serta didukung oleh AS, masih bertahan hingga kini.
Namun, prospek untuk mencapai penyelesaian damai yang lebih permanen masih belum jelas.
Baca Juga: Donald Trump: Amerika Serikat Akan Mengambil Alih Jalur Gaza
Perang ini bermula dari serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 250 orang disandera, menurut data Israel.
Sejak saat itu, kampanye militer Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 47.000 warga Palestina tewas, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut.