kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Qatar suram


Senin, 12 Juni 2017 / 08:30 WIB
Prospek Qatar suram


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

DOHA. Pasca pemutusan hubungan diplomatik dengan sejumlah negara Arab, ekonomi Qatar terguncang. Kapitalisasi pasar saham Qatar menyusut drastis pada pekan lalu.

Investor di bursa saham, obligasi, dan mata uang Qatar merugi pada pekan lalu, akibat konflik politik yang terjadi di negara emirat di Timur Tengah ini. Pasar saham Qatar menyusut sekitar US$ 11 miliar dan mencatat kerugian terbesar sejak 2010.

Obligasi bahkan menjadi investasi yang paling terluka karena ratingnya dipangkas sejumlah lembaga pemeringkat. S&P Global Ratings misalnya, pada pekan lalu, menurunkan rating obligasi jangka panjang Qatar satu tingkat ke level AA- dengan prospek negatif. Penilaian S&P tersebut dapat dipastikan berdampak pada keuangan negara.

Sementara imbal hasil obligasi surat utang negara Qatar yang jatuh tempo pada tahun 2026 naik dari 40 basis poin, terbesar sejak diterbitkan pada bulan Mei 2016.

Selain itu, Moody's Investors Service juga makin membebani Qatar dengan proyeksi kreditnya yang negatif. Dampaknya dipastikan, biaya pendanaan bisa lebih tinggi.

Dana investasi asing yang keluar terus bertambah dan menguras cadangan devisa serta melemahkan posisi likuiditas Qatar.

Sementara itu, suku bunga bank di Qatar melonjak ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir setelah naik 19 basis poin pada Kamis pekan lalu menjadi 2,164%. Bunga itu tinggi dibandingkan dengan 1,734% di Arab Saudi, 1,% di Uni Emirat Arab (UEA).

Analis Kredit Commerzbank AG Aposolos Bantis bilang, kenaikan bunga merupakan reaksi alami yang mencerminkan kekhawatiran Saudi dan UEA memperketat aliran likuiditas ke Qatar dan tidak lagi memberikan kredit baru.

"Bank Qatar membutuhkan beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu untuk mengganti likuiditas yang hilang. Transaksi pendanaan antarbank Bank Qatar juga akan mengering dalam waktu dekat karena mereka mencoba melestarikan likuiditas," terang Bantis seperti dikutip Bloomberg.

Kondisi ekonomi Qatar belum dapat dipastikan kapan membaik. Direktur Mena Corp Financial Services Nabil Al Rantisi mengatakan, tidak ada yang dapat memperkirakan bagaimana kondisi pasar saham Qatar saat ini baik secara teknikal apakah akan membaik atau sebaliknya.

Indeks Terburuk

Selama sepekan, kinerja Qatar Stocks Exchange turun 7,1% dan menjadi kinerja terburuk sejak Desember 2014. Bahkan Qatar dinobatkan sebagai negara dengan kinerja indeks terburuk sepanjang tahun ini.

Investor institusional yang berasal dari Dewan Kerjasama Negara Arab di Teluk menjadi penjual saham Qatar. Menurut data dari bursa lokal yang disusun oleh Bloomberg total penjualan saham investor tersebut mencapai 500 juta riyal atau setara US$ 137 juta pada pekan lalu.

Disisi lain, perselisihan antara Qatar dan negara-negara Arab lain dikhawatirkan dapat menyulut perang. Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menyebut ada bahaya dari perselisihan negara teluk ini yang bisa terjadi perang.

Seperti dilansir surat kabar Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung, Gabriel menyebut masalah saat ini serius. "Kami berusaha mencari solusi, terutama membuka blokir pada jalur laut dan udara pada Qatar," kata Gabriel yang sudah menelepon Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al Ahmad Jubeir pekan lalu.

Gabriel juga berbicara dengan pemimpin Qatar dan Turki serta menteri luar negeri Iran dan Kuwait. Sejak perselisihan antara Qatar dan negara tetangganya meletus, Jerman telah mendorong solusi diplomatik. Jerman menyerukan diplomasi untuk menyelesaikan kebuntuan Qatar. Namun Jerman menolak peran sebagai mediator antara negara bertikai.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×