CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Putin Disebut Perintahkan Menhan Rusia Setop Serangan Ukraina dalam Waktu Satu Bulan


Rabu, 27 September 2023 / 12:26 WIB
Putin Disebut Perintahkan Menhan Rusia Setop Serangan Ukraina dalam Waktu Satu Bulan
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan memberikan waktu kepada menteri pertahanannya hingga awal bulan depan untuk menghentikan serangan balasan Ukraina. Sputnik/Gavriil Grigorov/Kremlin via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menurut Institute for the Study of War (ISW), Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan memberikan waktu kepada menteri pertahanannya hingga awal bulan depan untuk menghentikan serangan balasan Ukraina.

Melansir Business Insider yang mengutip saluran Telegram "insider" bernama Kremlin Secrets, ISW mengatakan bahwa Putin dilaporkan memberi batas waktu kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yakni pada awal Oktober,  untuk memperbaiki situasi di garis depan, menghentikan serangan balasan Ukraina, dan membuat pasukan Rusia bisa melancarkan operasi ofensif terhadap kota yang lebih besar seperti Kherson, Odessa, Kharkiv, atau Dnepropetrovsk.

Pesan yang diposting di saluran Telegram menyebutkan bahwa Shoigu menyetujui kedua tuntutan tersebut dan berjanji akan mewujudkannya.

ISW mencatat bahwa jika permintaan Putin untuk secara dramatis meningkatkan posisi Rusia di garis depan benar, hal ini dapat menjelaskan mengapa pasukan Rusia sering melancarkan serangan balik meskipun hal itu menimbulkan kerugian besar bagi militer Rusia.

“ISW sebelumnya telah mengamati contoh-contoh di mana Kementerian Pertahanan Rusia, khawatir akan segera kehilangan dukungan Putin, mengintensifkan upayanya untuk menyingkirkan para komandan yang menawarkan pandangan dan nasihat yang jujur namun negatif dan mengejar tujuan militer yang tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pasukan Rusia,” kata penilaian lembaga itu.

Baca Juga: Susul China, Rusia Pertimbangkan Blokir Impor Makanan Laut dari Jepang

Pada bulan Juli, seorang mantan jenderal senior Rusia menuduh Shoigu melakukan pengkhianatan. Jenderal tersebut juga mengklaim bahwa dia dicopot dari jabatannya setelah menyampaikan kekhawatiran tentang masalah yang dihadapi pasukan Rusia di garis depan di Ukraina.

Mantan jenderal, Ivan Popov, mengatakan dalam pesan Telegram bahwa ia menandai isu-isu tentang kurangnya pertempuran perlawanan, tidak adanya stasiun pengintaian artileri, dan kematian massal serta cederanya pasukan Rusia akibat artileri musuh.

Serangan balik Ukraina mengalami kemajuan yang lambat ketika pasukan Kyiv mencoba merebut kembali wilayah timur negara itu yang kini diduduki Rusia. Namun baru-baru ini, pasukan Ukraina berhasil menembus beberapa pertahanan Rusia.

Baca Juga: Rusia Gempur Pelabuhan dan Fasilitas Gandum Ukraina Lewat Serangan Udara



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×