Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SOCHI. Pada Kamis (7/11/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan umum AS.
Putin memuji Trump karena menunjukkan keberanian ketika seorang pria bersenjata mencoba membunuhnya. Dalam kesempatan itu, Putin mengatakan Moskow siap berdialog dengan presiden terpilih dari Partai Republik tersebut.
Melansir Reuters, dalam pernyataan publik pertamanya sejak kemenangan Trump, Putin mengatakan Trump telah bertindak seperti pria sejati selama upaya pembunuhan terhadapnya saat ia berpidato di sebuah rapat umum kampanye di Pennsylvania pada bulan Juli.
"Menurut pendapat saya, ia berperilaku dengan cara yang sangat benar, berani, seperti pria sejati," kata Putin di klub diskusi Valdai di resor Laut Hitam Rusia di Sochi.
Dia menambahkan, "Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya atas pemilihannya."
Putin mengatakan pernyataan yang dibuat Trump selama kampanye pemilihan tentang Ukraina dan pemulihan hubungan dengan Rusia patut mendapat perhatian.
"Apa yang dikatakan tentang keinginan untuk memulihkan hubungan dengan Rusia, untuk mengakhiri krisis Ukraina, menurut pendapat saya, setidaknya patut mendapat perhatian," kata Putin.
Baca Juga: Kemenangan Trump Bikin Pemimpin Uni Eropa Cemas, Ada Seruan Bentuk Tentara Eropa
Trump mengatakan selama kampanye bahwa ia dapat membawa perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih, tetapi belum memberikan banyak perincian tentang bagaimana ia akan berusaha mengakhiri perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Pimpinan Kremlin berusia 72 tahun itu hanya memberikan satu catatan peringatan: "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang. Saya tidak punya petunjuk."
Ketika ditanya tentang apa yang akan Putin lakukan jika Trump menelepon untuk mengusulkan pertemuan, Putin mengatakan ia siap untuk melanjutkan kontak jika pemerintahan Trump menginginkannya, dan siap untuk berdiskusi dengan Trump.
Rusia dan Trump telah berulang kali menepis beberapa klaim di media Barat bahwa Trump adalah semacam agen pengaruh Rusia, dengan menyebutnya sebagai omong kosong.
Pejabat Rusia mengatakan bahwa selama masa jabatan pertamanya, dari 2017 hingga 2021, Trump bersikap keras terhadap Rusia.
Penasihat Khusus AS Robert Mueller menyelidiki tuduhan kolusi antara kampanye Trump dan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, tetapi mengatakan dalam laporan tahun 2019 bahwa ia tidak menemukan bukti konspirasi.
Baca Juga: Kremlin Ungkap Alasan Vladimir Putin Tidak Memberi Selamat Kepada Donald Trump
Moskow juga telah berulang kali membantah pernyataan AS bahwa Rusia mencampuri pemilihan presiden 2024 dan pemilihan presiden lainnya serta menyebarkan disinformasi dalam upaya untuk menimbulkan kekacauan.
Bagaimana dengan perang?
Perang yang telah berlangsung selama 2,5 tahun di Ukraina memasuki fase yang menurut beberapa pejabat Rusia dan Barat dapat menjadi fase terakhirnya - yang paling berbahaya - setelah pasukan Moskow bergerak maju dengan kecepatan tercepat sejak minggu-minggu awal konflik dan Barat merenungkan bagaimana perang akan berakhir.
Putin pada tanggal 14 Juni menetapkan persyaratannya untuk mengakhiri perang. Yakni, Ukraina harus menghentikan ambisinya menjadi anggota NATO dan menarik semua pasukannya dari seluruh wilayah empat wilayah yang diklaim oleh Rusia.
Rusia mengendalikan Krimea, yang dianeksasinya dari Ukraina pada tahun 2014, sekitar 80% Donbas - zona batu bara dan baja yang meliputi wilayah Donetsk dan Luhansk - dan lebih dari 70% wilayah Zaporizhzhia dan Kherson.
Berbicara selama beberapa jam pada hari Kamis, Putin mengecam "petualangan" para pemimpin Barat yang ia tuduh mendorong dunia ke "garis berbahaya" dengan berusaha menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia di Ukraina.
Tonton: Siapapun Pemenang Pemilu AS, Putin Tidak Terburu-buru untuk Akhiri Perang Ukraina
"Tidak ada gunanya memberi tekanan pada kami. Namun, kami selalu siap untuk bernegosiasi dengan mempertimbangkan sepenuhnya kepentingan bersama yang sah," kata Putin, beberapa detik setelah menegur Barat karena menjanjikan Ukraina dan Georgia keanggotaan NATO pada tahun 2008.
Ia mengatakan bahwa Barat tidak pernah menerima Rusia sebagai mitra yang setara sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, memperlakukannya sebagai kekuatan yang kalah dan memperluas aliansi militer NATO yang dipimpin AS ke arah timur menuju Rusia.
Rusia, kata Putin, siap untuk memulihkan hubungan dengan Amerika Serikat, tetapi keputusan ada di tangan Washington. Putin juga mengatakan bahwa Tiongkok adalah "sekutu" Rusia.
Ketika ditanya tentang peringatan Kamala Harris bahwa Putin akan menyanta Trump untuk makan siang, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berkata sambil terkekeh: "Putin tidak makan orang."