Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Kamis menyatakan kesiapannya untuk berkompromi mengenai konflik di Ukraina dalam kemungkinan pembicaraan dengan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Putin juga menegaskan bahwa Rusia tidak menetapkan prasyarat untuk memulai negosiasi dengan otoritas Ukraina.
Trump, yang dikenal sebagai ahli negosiasi dan penulis buku Trump: The Art of the Deal (1987), telah berjanji akan segera mengakhiri konflik ini, meskipun belum memberikan rincian mengenai langkah-langkah yang akan diambilnya.
Baca Juga: Siapapun Pemenang Pemilu AS, Putin Tidak Terburu-buru untuk Akhiri Perang Ukraina
Dalam sesi tanya jawab tahunan di televisi pemerintah Rusia, Putin mengungkapkan bahwa ia siap bertemu dengan Trump, meskipun sudah lama tidak berkomunikasi dengannya.
Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan konsesi, Putin menolak anggapan bahwa Rusia berada dalam posisi lemah. Ia menegaskan bahwa kekuatan Rusia telah meningkat sejak memerintahkan invasi ke Ukraina pada 2022.
“Kami selalu menyatakan kesiapan untuk negosiasi dan kompromi,” ujar Putin. Ia juga menyebut pasukan Rusia tengah bergerak untuk mencapai tujuan utama mereka di Ukraina.
Menurut Putin, jumlah tentara Ukraina yang bersedia berperang semakin menurun, dan ia yakin pihak Ukraina akan kehabisan kekuatan dalam waktu dekat. “Kami siap bernegosiasi, tetapi pihak lain juga harus memiliki kesiapan yang sama,” tambahnya.
Baca Juga: Putin: Perang Ukraina Bakal Meluas ke Seluruh Dunia
Laporan Reuters sebelumnya menyebutkan bahwa Putin bersedia membahas gencatan senjata dengan Trump. Namun, ia menolak membuat konsesi besar, seperti menyerahkan wilayah, dan tetap bersikeras bahwa Ukraina harus meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Putin menegaskan bahwa Rusia siap bernegosiasi dengan siapa pun, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Namun, ia menyatakan bahwa kesepakatan apa pun hanya dapat ditandatangani oleh otoritas Ukraina yang dianggap sah oleh Kremlin, yakni parlemen Ukraina.
Zelensky, yang masa jabatannya telah berakhir tetapi menunda pemilu karena perang, harus terpilih kembali agar Moskow menganggapnya sah dalam penandatanganan perjanjian, kata Putin.
Ia juga menolak gagasan gencatan senjata sementara, menegaskan bahwa hanya kesepakatan damai jangka panjang yang dapat diterima.
Baca Juga: Kremlin: Perang Ukraina Bakal Berlanjut Hingga Tujuan Putin Tercapai
Putin menyinggung rancangan kesepakatan awal yang pernah dicapai oleh negosiator Rusia dan Ukraina di Istanbul pada awal perang. Namun, rancangan tersebut tidak pernah diimplementasikan karena beberapa politisi Ukraina menganggapnya sebagai bentuk kapitulasi yang dapat mengancam ambisi militer dan politik Ukraina.
Invasi yang Mengubah Segalanya
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, puluhan ribu orang telah tewas, jutaan lainnya mengungsi, dan hubungan Moskow dengan Barat memburuk hingga tingkat terendah sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962.
Rusia, yang menyebut konflik ini sebagai “operasi militer khusus” untuk menghentikan ekspansi NATO, kini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina. Pasukan Rusia terus maju di wilayah timur, menargetkan kota-kota strategis seperti Pokrovsk, pusat transportasi utama.
Putin mengakui bahwa perang ini rumit dan sulit diprediksi. Namun, ia menegaskan bahwa Rusia terus maju untuk mencapai tujuan utama mereka.
Putin juga membahas dampak ekonomi akibat perang. Ia mengatakan ekonomi Rusia menunjukkan tanda-tanda “kepanasan” yang menyebabkan inflasi tinggi. Namun, ia menyebut pertumbuhan ekonomi Rusia lebih baik dibandingkan beberapa negara Barat, termasuk Inggris.
Baca Juga: Berbicara dengan Zelenskiy, Trump Berjanji akan Akhiri Perang Ukraina-Rusia
Ketika ditanya apakah ada hal yang seharusnya dilakukan berbeda, Putin menjawab bahwa seharusnya Rusia mengirim pasukan ke Ukraina lebih awal dari 2022 agar lebih siap menghadapi konflik.
Putin juga membahas isu pangkalan militer Rusia di Suriah. Ia menyatakan bahwa sebagian besar pihak mendukung keberadaan pangkalan tersebut. Selain itu, ia menepis anggapan bahwa pengaruh Rusia di Timur Tengah telah berkurang.
Terkait rudal hipersonik “Oreshnik” yang diuji di Ukraina, Putin memuji kemampuan rudal tersebut yang dianggap tak terkalahkan. Ia mengatakan siap mengatur uji coba baru untuk mengukur efektivitas sistem pertahanan udara Barat.
Baca Juga: Donald Trump Menyalahkan Zelenskiy Soal Perang Ukraina, Ini Katanya
Sementara itu, di Brussels, Presiden Zelensky menanggapi pernyataan Putin dengan menyindir: “Menurut Anda, apakah dia orang yang waras?” dalam konferensi pers di pertemuan Dewan Eropa.