Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – ISTANBUL. Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan perang (POW) dan penyerahan jenazah 12.000 prajurit yang tewas dalam konflik, dalam pertemuan damai yang berlangsung pada Senin (2/6) di Istanbul, Turki.
Pertemuan ini merupakan putaran negosiasi kedua yang dilakukan secara langsung sejak Maret 2022.
Meski hanya berlangsung selama satu jam, pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan penting di tengah perang yang masih berlangsung.
Baca Juga: Putaran Baru Perundingan Damai Rusia–Ukraina Digelar di Istanbul
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik pertemuan tersebut dan menyebutnya sebagai langkah besar.
Ia berharap dapat mempertemukan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah konferensi di Turki, bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Namun, belum ada terobosan terkait usulan gencatan senjata yang selama ini didorong oleh Ukraina, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat.
Pihak Kremlin menyatakan bahwa Moskow menginginkan penyelesaian jangka panjang, bukan sekadar jeda konflik. Sementara Kyiv menilai Putin belum menunjukkan minat nyata terhadap perdamaian.
Penasihat Kremlin sekaligus ketua delegasi Rusia, Vladimir Medinsky, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyerahkan memorandum berisi syarat-syarat lengkap dari Moskow untuk mencapai gencatan senjata menyeluruh.
Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Guncang Pangkalan Udara Rusia, Kerugian Ratusan Triliun
Selain itu, Rusia juga mengusulkan gencatan senjata terbatas selama dua hingga tiga hari di beberapa titik garis depan agar proses evakuasi jenazah dapat dilakukan.
Kedua negara sepakat menyerahkan masing-masing 6.000 jenazah prajurit yang gugur. Selain itu, akan dilakukan pertukaran tahanan perang dalam jumlah besar, melanjutkan pertukaran sebelumnya pada 15 Mei, di mana 1.000 tawanan dari masing-masing pihak telah ditukar.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov yang memimpin delegasi Kyiv menyatakan bahwa pertukaran terbaru akan difokuskan pada tahanan yang mengalami luka parah serta kelompok usia muda.
Umerov juga mengatakan Rusia telah menyerahkan draf proposal perdamaian kepada Ukraina, dan dokumen tersebut akan ditelaah oleh pihak Kyiv yang sebelumnya telah menyusun versi proposalnya sendiri.
“Ukraina mengusulkan untuk melanjutkan perundingan sebelum akhir Juni. Namun, kami meyakini bahwa hanya pertemuan langsung antara Zelenskiy dan Putin yang dapat menyelesaikan persoalan paling krusial,” ujar Umerov.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Tingkatkan Serangan Menjelang Perundingan Damai
Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, turut menegaskan bahwa delegasi Kyiv meminta agar Rusia mengembalikan daftar anak-anak yang menurut Ukraina telah dideportasi ke wilayah Rusia.
Pihak Rusia mengklaim anak-anak tersebut dipindahkan demi keselamatan dari zona konflik.
Medinsky menyebut terdapat 339 nama dalam daftar yang diajukan Ukraina, dan menyatakan bahwa anak-anak itu “diselamatkan”, bukan diculik.