Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Harapan Rendah akan Terobosan di Istanbul
Sehari sebelum pertemuan, Ukraina meluncurkan salah satu serangan paling ambisius sejak perang pecah, menggunakan drone untuk menargetkan pesawat pembom jarak jauh Rusia di Siberia dan wilayah lainnya.
Serangan ini memicu kemarahan di kalangan bloger pro-perang Rusia yang menyerukan pembalasan keras dari Moskow.
Kendati kedua pihak memiliki kepentingan masing-masing untuk melibatkan Presiden Trump dalam proses perdamaian, ekspektasi terhadap pertemuan Senin ini memang sejak awal tergolong rendah.
Baca Juga: Serangan Besar-besaran Drone Ukraina Hancurkan 41 Pesawat Tempur Rusia
Ukraina menilai pendekatan Rusia selama ini bertujuan memaksanya menyerah, sesuatu yang ditolak mentah-mentah oleh Kyiv.
Sementara Rusia, yang mencatat kemajuan signifikan di medan tempur selama Mei, menegaskan bahwa Ukraina harus menerima syarat perdamaian versi Moskow atau kehilangan lebih banyak wilayah.
Presiden Putin sebelumnya mengajukan syarat perdamaian pada Juni tahun lalu, termasuk penarikan Ukraina dari keanggotaan NATO dan pengosongan pasukan dari empat wilayah yang diklaim dan sebagian besar dikendalikan oleh Rusia.
Dalam peta jalan perdamaian yang disusun Ukraina, Kyiv menginginkan tidak ada pembatasan terhadap kekuatan militernya pasca-perjanjian, tidak adanya pengakuan internasional atas klaim wilayah Rusia, serta pembayaran ganti rugi oleh Moskow.
Saat ini, Rusia menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina, sekitar 113.100 kilometer persegi, setara dengan luas negara bagian Ohio di Amerika Serikat (AS).
Perang ini dimulai pada 24 Februari 2022, saat Rusia menginvasi Ukraina setelah delapan tahun konflik di wilayah timur yang melibatkan separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina.
Baca Juga: Zelenskiy Beli Buku Berjudul To Kill A Tyrant.
AS menyebut lebih dari 1,2 juta orang telah menjadi korban tewas dan luka-luka sejak invasi tersebut.
Meskipun Trump pernah menyebut Putin sebagai “gila” dan mengkritik Zelenskiy secara terbuka, ia juga menyatakan yakin perdamaian masih mungkin dicapai, dan memperingatkan bahwa sanksi keras dapat dijatuhkan jika Rusia tidak menunjukkan itikad baik.