Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pusat Penelitian Virologi dan Bioteknologi Vector Rusia mendeteksi lebih dari 80 mutasi virus corona baru. Namun, itu tidak memengaruhi keefektifan vaksin Covid-19 yang sedang mereka kembangkan.
"Pusat Penelitian Vector juga melakukan studi ekstensif tentang variabilitas genetik dari virus corona baru di semua wilayah Rusia," kata Kepala Pusat Penelitian Vector Rinat Maksyutov, Rabu (21/10).
"Kami terus-menerus melakukan pengurutan seluruh genom dan mendeteksi kemungkinan varian mutan. Hingga saat ini, kami telah mendeteksi lebih dari 80 substitusi nukleotida yang tidak termasuk dalam database internasional," ungkapnya.
"Tetapi, perubahan ini tidak gawat dan tidak memengaruhi keefektifan vaksin peptida yang kami kembangkan," ujar dia dalam pertemuan tahunan ke-17 Valdai International Discussion Club seperti dikutip TASS.
Baca Juga: Putin: Rusia beri persetujuan untuk vaksin virus corona yang kedua
Vaksin sepenuhnya aman
Maksyutov memastikan, vaksin virus corona yang Pusat Penelitian Vector kembangkan aman. "Vaksin ini sepenuhnya aman, baik untuk sukarelawan sehat, orang dengan kondisi kronis, atau alergi dan manula," sebutnya.
Uji coba memperlihatkan, vaksin tersebut memiliki sifat imunogenisitas yang tinggi. "Kami memastikan, vaksin peptida menunjukkan profil keamanan yang tinggi dan imunogenisitas yang tinggi dalam uji klinis yang melibatkan 100 relawan karena semua relawan yang menerima suntikan memiliki respons imun," ujar Maksyutov.
"Pengambilan sampel ini memberi kita bukti efektivitas perlindungan dalam kerangka kerja melakukan penelitian epidemiologi," katanya.
Baca Juga: Rusia: Vaksin virus corona Sputnik V tersedia di pasar akhir Oktober
Pada 24 Juli, Pusat Penelitian Vektor memperoleh izin dari Kementerian Kesehatan Rusia untuk melakukan uji klinis vaksinnya yang bernama EpiVacCorona pada sukarelawan. Fase uji coba ini selesai pada 30 September.
Dan, pada pertengahan Oktober lalu, EpiVacCorona mengantongi persetujuan regulasi dari Pemerintah Rusia. Ini adalah vaksin kedua di dunia yang mendapat persetujuan, setelah Sputnik V yang juga dari Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan langsung pemberian persetujuan regulasi kepada EpiVacCorona. "Kami perlu meningkatkan produksi vaksin pertama dan kedua," katanya pada 14 Oktober lalu.
EpiVacCorona adalah vaksin peptida, yang terdiri dari fragmen pendek protein virus (peptida) yang disintesis secara artifisial, yang memungkinkan sistem kekebalan untuk belajar mengenali dan menetralkan virus.