Sumber: CNN | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pakistan telah mengumumkan rencananya untuk menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Hal ini dicetuskan karena Trump dalam membantu merundingkan gencatan senjata bulan lalu antara India dan Pakistan.
Mengutip media sosial X, pemerintah Pakistan mengatakan Trump layak menerima penghargaan sebagai pengakuan atas intervensi diplomatiknya yang tegas dan kepemimpinannya yang penting selama krisis India-Pakistan baru-baru ini.
Pada bulan Mei, Trump membuat pengumuman mengejutkan tentang gencatan senjata antara India dan Pakistan setelah empat hari pertempuran antara kedua negara tetangga yang bersenjata nuklir tersebut.
Baca Juga: Trump Sesumbar Bom Jatuh di Fordow, Lokasi Utama Nuklir Iran
Pemerintah Pakistan menyebut Presiden Trump telah menunjukkan pandangan jauh ke depan yang strategis dan kenegarawanan yang luar biasa melalui keterlibatan diplomatik yang kuat dengan Islamabad dan New Delhi, sehingga meredakan situasi yang memburuk dengan cepat.
"Intervensi ini merupakan bukti perannya sebagai pembawa damai sejati." ujarnya di media sosial yang dikutip dari CNN, Senin (23/6).
Menurut Trump, ia memberi tahu India dan Pakistan bahwa gencatan senjata diperlukan agar mereka dapat mempertahankan perdagangan dengan AS.
"Saya berkata, 'Ayo, kami akan melakukan banyak perdagangan dengan kalian [India dan Pakistan]. Mari kita hentikan," katanya kepada wartawan.
Langkah pemberian Nobel tersebut disambut baik oleh Mushahid Hussain, mantan ketua Komite Pertahanan Senat di parlemen Pakistan.
"Trump baik untuk Pakistan," katanya kepada Reuters.
Baca Juga: AS Serang Fasilitas Nuklir Iran: Harga Minyak Melonjak, Investor Cari Aset Aman
"Jika ini memuaskan ego Trump, biarlah. Semua pemimpin Eropa telah menjilatnya habis-habisan."
Namun Maleeha Lodhi, mantan duta besar Pakistan untuk AS, mengkritik tindakan tersebut sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan.
"Seorang pria yang telah mendukung perang genosida Israel di Gaza dan menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai 'luar biasa. Itu mengorbankan martabat nasional kita," tulisnya di X.
Pada hari Jumat (20/6) kemarin, Trump mengunggah di Truth Social bahwa ia telah membantu menjadi perantara negosiasi antara banyak negara, tetapi menyadari tidak dirinya tidak pernah mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian apa pun.
Ia juga sering mengkritik Barack Obama karena memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2009 setelah kurang dari delapan bulan menjabat sebagai presiden AS. Pada tahun 2013, Trump meminta Komite Nobel Norwegia untuk mencabut penghargaan tersebut.