kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Khamenei Kecam Tuntutan AS dalam Perundingan Nuklir: Berlebihan dan Tidak Masuk Akal


Selasa, 20 Mei 2025 / 22:35 WIB
Khamenei Kecam Tuntutan AS dalam Perundingan Nuklir: Berlebihan dan Tidak Masuk Akal
ILUSTRASI. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam tuntutan Amerika Serikat (AS) dalam pembicaraan nuklir sebagai sesuatu yang "berlebihan dan tidak masuk akal" Office of the Iranian Supreme Leader/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam tuntutan Amerika Serikat (AS) dalam pembicaraan nuklir sebagai sesuatu yang "berlebihan dan tidak masuk akal".

Ia menyuarakan keraguan atas kemungkinan tercapainya kesepakatan baru.

“Saya tidak yakin pembicaraan nuklir dengan AS akan menghasilkan sesuatu. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi,” kata Khamenei, seperti dikutip media pemerintah, Selasa (20/5).

Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis Terdampak Kebuntuan Negosiasi Nuklir AS-Iran

Komentar keras tersebut muncul di tengah kebuntuan perundingan nuklir antara Teheran dan Washington.

Inti perbedaan pendapat adalah soal pengayaan uranium oleh Iran, isu yang oleh AS dianggap sebagai potensi jalur menuju pengembangan senjata nuklir.

Sementara Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya sepenuhnya bertujuan damai.

Iran Masih Tunda Putuskan Putaran Kelima

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengungkapkan bahwa tanggal untuk putaran kelima pembicaraan memang sudah diusulkan, namun Teheran belum menyetujuinya.

Baca Juga: Negosiasi Nuklir AS-Iran: Trump Klaim Kesepakatan Kian Dekat!

“Kami masih mengkaji. Pihak AS menyampaikan posisi yang tidak logis dan mempersulit proses negosiasi,” kata Araqchi, menambahkan bahwa Iran berharap "akal sehat akan menang".

Wakil Menteri Luar Negeri Majid Takht-Ravanchi turut menyatakan bahwa pembicaraan akan gagal jika AS tetap bersikeras agar Iran menghentikan seluruh pengayaan uranium di dalam negeri.

AS Tekan Iran, Trump Kembali Ancam

Ketegangan meningkat sejak Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan ancaman kepada Teheran.

Pekan lalu, Trump mengatakan Iran harus "bergerak cepat atau sesuatu yang buruk akan terjadi".

Namun, Iran menegaskan belum menerima proposal resmi apa pun dari AS.

Baca Juga: Iran Bersiap Sambut Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin

Pada masa jabatan pertamanya (2017–2021), Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 yang saat itu membatasi aktivitas pengayaan uranium Iran.

Trump menyebut perjanjian tersebut berat sebelah dan merugikan AS, lalu kembali menjatuhkan sanksi ekonomi secara luas terhadap Iran. Teheran merespons dengan meningkatkan level pengayaan uraniumnya.

Kini, dengan perundingan yang masih buntu dan hubungan AS-Iran kembali memanas, masa depan kesepakatan nuklir baru tampak semakin tak pasti.

Selanjutnya: Serapan Belanja Pemerintah pada April Rendah, Ekonom: Defisit Anggaran Bisa Melebar

Menarik Dibaca: Penyandang Disabilitas Senam Bersama, Rekor MURI Terpecahkan




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×