Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mengutip Mitrade.com, Buffett mengatakan pada 2023 bahwa ia membeli saham perusahaan-perusahaan Jepang itu pada 2020 karena mereka dijual pada harga yang sangat murah, terutama dibandingkan dengan suku bunga yang berlaku saat itu.
Ia menambahkan, Berkshire berencana menahan investasi tersebut selama “50 tahun atau selamanya.”
Namun berbeda dengan suksesnya taruhan di Jepang, investasi Buffett di Occidental Petroleum justru tertinggal.
Buffett mulai membeli saham Occidental pada 2022 dan kini menguasai 26% saham senilai sekitar US$ 12 miliar.
Di bawah kepemimpinan CEO Vicki Hollub, 65 tahun, yang menjabat sejak April 2016, harga saham Occidental turun dari US$ 76 ke US$ 45, menghasilkan return negatif 20% termasuk dividen.
Sebagai perbandingan, indeks sektor energi Energy Select Sector SPDR — yang dipimpin ExxonMobil dan Chevron — naik lebih dari 90%, sementara saingan seperti Diamondback Energy dan EOG Resources justru mendapatkan dua kali lipat keuntungan.
Tonton: Warren Buffett Ubah Haluan ke Emas, Robert Kiyosaki Ingatkan Krisis Pasar
Dalam rapat tahunan 2023, Buffett menyebut Hollub sebagai “manajer luar biasa.”
Namun, menurut Barron’s, biaya rata-rata per saham Occidental milik Berkshire berada di kisaran US$ 50-an, artinya Buffett masih merugi.
Ironisnya, Buffett yang selama ini dikenal disiplin menjaga neraca keuangan kuat pada investasinya (seperti Apple, Coca-Cola, dan American Express), justru melanggar prinsipnya sendiri di Occidental — dan kini, ia bersama para pemegang saham lain harus menanggung akibatnya.