kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Tarif Dilonggarkan, China Mulai Redam Panasnya Perang Dagang dengan AS


Jumat, 25 April 2025 / 16:54 WIB
Tarif Dilonggarkan, China Mulai Redam Panasnya Perang Dagang dengan AS
ILUSTRASI. China membebaskan sejumlah barang impor asal Amerika Serikat dari tarif balasan sebesar 125% dan meminta perusahaan untuk mengidentifikasi produk-produk penting yang mereka butuhkan tanpa beban tarif. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - China membebaskan sejumlah barang impor asal Amerika Serikat dari tarif balasan sebesar 125% dan meminta perusahaan untuk mengidentifikasi produk-produk penting yang mereka butuhkan tanpa beban tarif.

Langkah ini menjadi sinyal paling jelas sejauh ini bahwa Beijing mulai khawatir terhadap dampak ekonomi dari perang dagang dengan AS.

Kebijakan ini muncul setelah pernyataan yang cenderung meredakan ketegangan dari Washington, dan menjadi pertanda bahwa dua ekonomi terbesar dunia mulai bersiap untuk mengendalikan konflik yang telah membekukan sebagian besar arus perdagangan dan memicu kekhawatiran resesi global.

Baca Juga: Perang Dagang Melunak, Saham China dan Hong Kong Raih Kenaikan Mingguan Kedua

Langkah China tersebut mendorong penguatan dolar AS dan mengangkat pasar saham di Hong Kong dan Jepang.

Meski belum diumumkan secara resmi, beberapa pelaku usaha mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima notifikasi dari otoritas China mengenai potensi pembebasan tarif.

Dalam pernyataan pada hari Jumat (25/4), Politbiro Partai Komunis China menekankan fokus pada stabilitas ekonomi domestik, dengan menyatakan akan mendukung perusahaan dan tenaga kerja yang terdampak tarif, serta melonggarkan kebijakan moneter jika diperlukan.

Namun, pernyataan itu juga menunjukkan bahwa Beijing siap menghadapi perang dagang berkepanjangan jika dibutuhkan—dengan strategi bertahan lebih lama dari Washington dalam menanggung beban ekonomi akibat ketegangan ini.

Kementerian Perdagangan China dilaporkan membentuk satuan tugas untuk mengumpulkan daftar produk yang dapat dikecualikan dari tarif. Perusahaan-perusahaan diminta mengajukan permohonan berdasarkan kebutuhan masing-masing.

Presiden Kamar Dagang Amerika di China Michael Hart mengonfirmasi bahwa pemerintah China telah meminta perusahaan-perusahaan AS mengidentifikasi produk-produk yang tidak bisa mereka gantikan dari negara lain dan krusial bagi rantai pasok.

Baca Juga: Dari Mesin Jet ke Vaksin, China Mulai Bebaskan Tarif Impor AS

“Beberapa perusahaan farmasi anggota kami telah menyampaikan bahwa mereka bisa mengimpor obat-obatan ke China tanpa terkena tarif,” kata Hart, Jumat (25/4).

Namun, ia menekankan bahwa pembebasan tarif ini tampaknya masih spesifik pada produk, bukan industri secara keseluruhan.

CEO Safran, produsen mesin pesawat asal Prancis, juga mengatakan telah diberi tahu bahwa China membebaskan tarif pada sejumlah peralatan dirgantara, termasuk mesin dan roda pendarat.

Pembebasan tarif ini dapat meringankan beban biaya bagi perusahaan di China sekaligus mengurangi tekanan terhadap ekspor AS, terutama di tengah sinyal dari pemerintahan Trump yang menunjukkan keinginan untuk meredakan ketegangan dengan Beijing.

Kamar Dagang Uni Eropa di China juga telah mengajukan permintaan pembebasan tarif dan tengah menunggu tanggapan dari Kementerian Perdagangan.

“Banyak perusahaan anggota kami terdampak secara signifikan oleh tarif atas komponen penting yang mereka impor dari AS,” ujar Presiden Jens Eskelund.

Sebuah daftar berisi 131 kategori produk yang diduga sedang dipertimbangkan untuk dibebaskan dari tarif beredar di media sosial China.

Daftar tersebut mencakup berbagai produk mulai dari vaksin, bahan kimia, hingga mesin jet. Reuters belum dapat memverifikasi keaslian daftar tersebut.

Baca Juga: Safran: China Bebaskan Tarif Impor untuk Mesin Jet dan Suku Cadang Pesawat

Menurut Huatai Securities, daftar itu mencerminkan nilai impor senilai US$45 miliar ke China pada tahun lalu.

Baik Bea Cukai China maupun Kementerian Perdagangan belum memberikan pernyataan resmi. Kementerian Luar Negeri China juga mengaku tidak mengetahui rencana pembebasan tarif tersebut.

Meskipun Washington sebelumnya telah memberikan pembebasan tarif untuk sebagian produk elektronik, Beijing bersikeras bahwa mereka siap bertahan jika AS tidak mencabut tarif impor sebesar 145%.

Namun, ekonomi China tengah menghadapi tekanan—dari meningkatnya pengangguran, tekanan deflasi, hingga kekhawatiran penumpukan ekspor tak terjual yang dapat menekan harga domestik lebih lanjut.

Meski mencatat surplus perdagangan hingga US$1 triliun pada 2024, China tetap bergantung pada AS untuk beberapa produk penting, seperti etana (bahan kimia petrokimia) dan sejumlah obat-obatan.

Baca Juga: Mulai Luluh, China Akan Bebaskan Tarif Sebagian Barang Impor AS

Beberapa perusahaan farmasi besar seperti AstraZeneca dan GSK diketahui memiliki pabrik di AS untuk memproduksi obat-obatan yang dijual di pasar China.

Demikian pula, produsen etana utama telah meminta pembebasan tarif karena hanya AS yang bisa menyuplai komoditas tersebut ke China.

Selanjutnya: Mengenal Edward Tirtanata, Sosok di Balik Kesuksesan Kopi Kenangan

Menarik Dibaca: Produk Baru Somethinc Soroti Tren Kosmetik Hybrid dan Inklusivitas Warna Kulit



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×