Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Tesla berencana menghadirkan versi lebih murah dari Model Y, mobil listrik terlarisnya, yang akan diproduksi di pabrik Shanghai.
Langkah ini diambil untuk mempertahankan pangsa pasar di China di tengah persaingan yang semakin ketat, menurut tiga sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Model terbaru ini dikembangkan dengan nama proyek "E41" dan akan diproduksi menggunakan jalur produksi yang sudah ada di pabrik Tesla di Shanghai.
Baca Juga: Tesla Gandeng Baidu! Jadi Terobosan Besar dalam Sistem Mengemudi Canggih di China
Dua dari sumber tersebut menyebutkan bahwa produksi massal akan dimulai pada 2026.
Dibandingkan dengan Model Y terbaru yang diluncurkan akhir tahun lalu, versi baru ini akan lebih kecil dan memiliki biaya produksi setidaknya 20% lebih rendah, menurut dua sumber tersebut.
Saat ini, Model Y versi standar dijual mulai dari 263.500 yuan (US$36,351).
Menurut salah satu sumber, produksi di Shanghai akan difokuskan untuk pasar China guna mempertahankan pangsa pasar Tesla di negara tersebut.
Namun, model ini juga akan diproduksi di Eropa dan Amerika Utara, meskipun belum ada kepastian mengenai waktu produksinya di wilayah tersebut.
Sumber-sumber yang memberikan informasi ini menolak disebutkan namanya karena proyek tersebut masih bersifat rahasia. Tesla sendiri belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait rencana ini.
Baca Juga: Elon Musk Pasang Target Ambisius, Gandakan Produksi Mobil Tesla di AS dalam 2 Tahun
Laporan awal tentang pengembangan Model Y versi murah oleh tim Tesla China pertama kali diberitakan oleh media lokal 36Kr.
Namun, detail mengenai nama proyek serta skala penghematan biaya baru diungkap dalam laporan ini.
Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk menyatakan bahwa perusahaan akan memperkenalkan model dengan biaya lebih rendah pada paruh pertama 2025.
Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tingkat pengurangan biaya, harga, ukuran, atau spesifikasi kendaraan tersebut.
Tesla Hadapi Persaingan Ketat di Pasar China
Model Y telah menjadi mobil terlaris di China pada 2023 dan 2024. Namun, Tesla kini menghadapi persaingan ketat dari produsen lokal, yang telah meluncurkan setidaknya enam model pesaing dalam setahun terakhir.
Salah satu pesaing terberat yang diprediksi akan menantang dominasi Tesla adalah Xiaomi SU7, crossover listrik terbaru dari raksasa teknologi China, Xiaomi.
Baca Juga: Ramai-Ramai Pemilik Mobil Tesla di AS dan Eropa Ganti Logo jadi Audi Mazda atau Honda
Pangsa pasar Tesla di segmen kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di China mengalami penurunan dari 11,7% pada 2023 menjadi 10,4% pada 2024.
Bahkan, Xiaomi SU7 dikabarkan telah melampaui penjualan Model 3 secara bulanan sejak Desember lalu.
Saat ini, Tesla belum mengumumkan produk baru selain robotaksi "Cybercab" yang direncanakan meluncur pada 2026. Sebagai strategi menghadapi persaingan, Tesla terus memperbarui model yang sudah ada dengan berbagai varian baru.
Selain Model Y versi murah, Tesla juga berencana meluncurkan varian Model Y dengan enam kursi di China pada akhir tahun ini.
Langkah ini diambil mengingat China semakin menjadi pasar yang penting bagi Tesla, terutama setelah mengalami penurunan penjualan di Eropa dan Amerika Serikat.