kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Tok, FAA tidak izinkan Boeing 737 MAX terbang


Rabu, 11 Desember 2019 / 23:52 WIB
Tok, FAA tidak izinkan Boeing 737 MAX terbang
ILUSTRASI. Foto udara memperlihatkan pesawat Boeing 737 MAX di fasilitas Boeing di Bandara Internasional Grant County, Moses Lake, Washington, 16 September 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kepala Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) Steve Dickson memastikan, lembaganya tidak akan mengizinkan Boeing Co menerbangkan B737 MAX sebelum akhir 2019.

Kepada CNBC, Rabu (11/12), Dickson mengatakan, di depan Komisi Transportasi dan Infrastruktur DPR AS, ia mengungkapkan, ada hampir selusin masalah yang harus Boeing selesaikan sebelum B737 MAX kembali mengudara.

Para pejabat FAA kepada Reuters awal pekan ini menyebutkan, lembaganya tidak akan mengizinkan B737 MAX terbang hingga Januari tahun depan. Sebab, masih banyak pekerjaan signifikan yang masih harus Boeing lakukan.

Baca Juga: Ada ketidakberesan, Israel minta operator tidak terbangkan pesawat kargo

Saham Boeing langsung merosot 2% setelah pernyataan Dickson tersebut. Produsen pesawat asal AS ini mengatakan, pihaknya akan terus bekerjasama dengan FAA dan regulator penerbangan global untuk sertifikasi B737 MAX.

"Boeing memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada FAA untuk menolak teknisi dan para ahli di bidang keselamatan untuk melakukan pemeriksaan," kata Peter DeFazio, Ketua Komisi Transportasi dan Infrastruktur DPR AS, seperti dikutip Reuters.

Mengutip analisis FAA, DeFazio mengungkapkan, sebelum kecelakaan fatal yang kedua terjadi, regulator menyatakan, cacat desain 737 MAX jika tidak dikoreksi bisa mengakibatkan 15 kecelakaan fatal lainnya di masa depan.

Tapi, "Terlepas dari perhitungannya sendiri, FAA melempar dadu pada keselamatan masyarakat yang bepergian dan membiarkan B737 MAX terus terbang sampai Boeing bisa merombak perangkat lunak MCAS-nya," ujar DeFazio.

Baca Juga: Dituduh pakai komponen cacat di 737 NG, FAA ancam denda US$ 3,9 juta kepada Boeing

"Boeing membuat kesalahan mengerikan," sebut DeFazio. "FAA juga gagal melakukan tugasnya. FAA gagal memberikan pengawasan regulasi yang diperlukan untuk memastikan keselamatan masyarakat yang terbang".

Informasi saja, dua kecelakaan fatal B737 MAX menewaskan 346 orang di Indonesia dan Ethiopia. Sebelumnya, Boeing berharap, B737 MAX bisa kembali mengudara sebelum akhir tahun ini dan mengantarkan pesanan yang tertunda.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×